Won Naik ke Level Tertinggi Tiga Bulan
A
A
A
JAKARTA - Mata uang Korea Selatan, won naik ke level tertinggi dalam tiga bulan, sementara ringgit Malaysia melemah pasca rilis pertumbuhan ekonomi China kuartal III tahun ini.
won naik 0,7% terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Sementara ringgit kehilangan 0,9% sebelum rilis belanja pemerintah akhir pekan ini.
Won menguat untuk hari keempat, siap untuk penutupan tertinggi sejak 1 Juli, sedangkan ringgit melemah untuk hari kedua menjelang rilis belanja pemerintah akhir pekan ini karena investor fokus pada apa yang akan dilakukan pemerintah untuk menopang perekonomian di tengah jatuhnya komoditas dan perlambatan pertumbuhan global.
Sementara itu, sebagian besar bursa saham di negara berkembang naik didukung perusahaan perawatan kesehatan dan data ekonomi China yang tumbuh lebih baik dari perkiraan ekonom.
Adapun saham Sino biofarmasi Ltd maju menuju rekor di Hong Kong. Saham Reliance Industries Ltd operator terbesar kompleks penyulingan minyak dunia melonjak 4,6% di Mumbai setelah pendapatannya melampaui estimasi.
Saham Largan Precision Co anjlok ke level terendah sembilan bulan di Taipei setelah broker memangkas proyeksi harga mereka.
Indeks Shanghai berfluktuasi, indeks MSCI emerging markets turun 0,1% menjadi 864,89 pada pukul 01.51 di Hong Kong, dengan 254 saham menguat dan 238 saham yang turun.
Produk domestik bruto (PDB) China naik 6,9% pada kuartal III dari tahun sebelumnya, di atas perkiraan ekonom sebesar 6,8%. Namun, pertumbuhan ekonomi kuartalan itu paling lambat sejak tiga bulan pertama tahun 2009 dan kurang dari target pemerintah sebesar 7% pada tahun ini.
"Meskipun data pertumbuhan China datang di atas perkiraan, investor masih memperkirakan tren ekonomi masih turun terus," kata Manajer Portofolio PT Sinarmas Asset Management Jeffrosenberg Tan, seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (19/10/2015).
Dia menuturkan, data tersebut juga dapat mempengaruhi keputusan waktu Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga.
Indeks saham telah jatuh 9,6% sepanjang tahun ini. Indeks MSCI dunia turun 1,6% pada 2015. Indeks Shanghai turun 0,2% setelah sebelumnya naik sebanyak 1%. Indeks Hang Seng China Enterprises kehilangan 0,2%.
Sementara bursa saham India menguat 0,3% karena Reliance Industries naik paling tinggi dalam empat bulan. PT Astra International naik 2,8% untuk memimpin kenaikan 0,7% di pasar saham Indonesia. Largan turun 5,2% setelah broker termasuk Jih Sun Securities Ltd memangkas target harga mereka.
won naik 0,7% terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Sementara ringgit kehilangan 0,9% sebelum rilis belanja pemerintah akhir pekan ini.
Won menguat untuk hari keempat, siap untuk penutupan tertinggi sejak 1 Juli, sedangkan ringgit melemah untuk hari kedua menjelang rilis belanja pemerintah akhir pekan ini karena investor fokus pada apa yang akan dilakukan pemerintah untuk menopang perekonomian di tengah jatuhnya komoditas dan perlambatan pertumbuhan global.
Sementara itu, sebagian besar bursa saham di negara berkembang naik didukung perusahaan perawatan kesehatan dan data ekonomi China yang tumbuh lebih baik dari perkiraan ekonom.
Adapun saham Sino biofarmasi Ltd maju menuju rekor di Hong Kong. Saham Reliance Industries Ltd operator terbesar kompleks penyulingan minyak dunia melonjak 4,6% di Mumbai setelah pendapatannya melampaui estimasi.
Saham Largan Precision Co anjlok ke level terendah sembilan bulan di Taipei setelah broker memangkas proyeksi harga mereka.
Indeks Shanghai berfluktuasi, indeks MSCI emerging markets turun 0,1% menjadi 864,89 pada pukul 01.51 di Hong Kong, dengan 254 saham menguat dan 238 saham yang turun.
Produk domestik bruto (PDB) China naik 6,9% pada kuartal III dari tahun sebelumnya, di atas perkiraan ekonom sebesar 6,8%. Namun, pertumbuhan ekonomi kuartalan itu paling lambat sejak tiga bulan pertama tahun 2009 dan kurang dari target pemerintah sebesar 7% pada tahun ini.
"Meskipun data pertumbuhan China datang di atas perkiraan, investor masih memperkirakan tren ekonomi masih turun terus," kata Manajer Portofolio PT Sinarmas Asset Management Jeffrosenberg Tan, seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (19/10/2015).
Dia menuturkan, data tersebut juga dapat mempengaruhi keputusan waktu Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga.
Indeks saham telah jatuh 9,6% sepanjang tahun ini. Indeks MSCI dunia turun 1,6% pada 2015. Indeks Shanghai turun 0,2% setelah sebelumnya naik sebanyak 1%. Indeks Hang Seng China Enterprises kehilangan 0,2%.
Sementara bursa saham India menguat 0,3% karena Reliance Industries naik paling tinggi dalam empat bulan. PT Astra International naik 2,8% untuk memimpin kenaikan 0,7% di pasar saham Indonesia. Largan turun 5,2% setelah broker termasuk Jih Sun Securities Ltd memangkas target harga mereka.
(rna)