Rupiah Rontok, Laba Bersih Indofood Merosot 45%
A
A
A
JAKARTA - Laba bersih PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) per akhir 30 september 2015 merosot sebesar 45% dari Rp3 triliun menjadi Rp1,68 triliun.
Direktur Utama INDF Anthoni Salim mengatakan, melemahnya harga minyak sawit mentah (CPO) dan rontoknya nilai tukar rupiah beberapa bulan terakhir memengaruhi penurunan laba bersih perseroan.
"Meski begitu, core profit kami hanya turun 11,8%. Kondisi makro ekonomi dalam beberapa bulan terakhir cukup memberikan tantangan," ujar dia dalam rilisnya, Minggu (1/11/2015).
Penjualan bersih konsolidasi tumbuh tipis sebesar 1,5% menjadi Rp47,5 triliun dari Rp46,8 triliun. Kelompok usaha strategis produk konsumen bermerek (CBP), bogasari, agribisnis, dan distribusi masing-masing memberikan kontribusi sebesar 50%, 24%, 18%, dan 8% terhadap penjualan bersih.
Laba usaha naik 1% menjadi Rp5,42 triliun dari Rp5,37 triliun, sedangkan marjin laba usaha mengalami penurunan 11,4%.
Sementara anak usaha INDF, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) per akhir September 2015 mencatatkan penjualan bersih konsolidasi sebesar Rp24,1 triliun atau naik 5,8% dibandingkan tahun lalu dari Rp22,78 triliun.
Anthoni mengatakan, kontribusi penjualan dari divisi mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus, serta minuman masing-masing mencapai sekitar 65%, 18%, 3%, 2% dan 6% dari total penjualan.
"Laba usaha juga tumbuh 23,5% menjadi Rp3,2 triliun dan marjin laba usaha naik menjadi 13,3%," ujarnya.
Sementara laba periode berjalan juga mengalami pertumbuhan menjadi Rp2,44 triliun dari Rp2,1 triliun. Dia mengungkapkan, marjin laba bersih mengalami kenaikan dari 9,2% menjadi 10,1%.
"Core profit tumbuh 19,5% menjadi Rp2,45 triliun dari Rp2,05 triliun," tukasnya.
Direktur Utama INDF Anthoni Salim mengatakan, melemahnya harga minyak sawit mentah (CPO) dan rontoknya nilai tukar rupiah beberapa bulan terakhir memengaruhi penurunan laba bersih perseroan.
"Meski begitu, core profit kami hanya turun 11,8%. Kondisi makro ekonomi dalam beberapa bulan terakhir cukup memberikan tantangan," ujar dia dalam rilisnya, Minggu (1/11/2015).
Penjualan bersih konsolidasi tumbuh tipis sebesar 1,5% menjadi Rp47,5 triliun dari Rp46,8 triliun. Kelompok usaha strategis produk konsumen bermerek (CBP), bogasari, agribisnis, dan distribusi masing-masing memberikan kontribusi sebesar 50%, 24%, 18%, dan 8% terhadap penjualan bersih.
Laba usaha naik 1% menjadi Rp5,42 triliun dari Rp5,37 triliun, sedangkan marjin laba usaha mengalami penurunan 11,4%.
Sementara anak usaha INDF, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) per akhir September 2015 mencatatkan penjualan bersih konsolidasi sebesar Rp24,1 triliun atau naik 5,8% dibandingkan tahun lalu dari Rp22,78 triliun.
Anthoni mengatakan, kontribusi penjualan dari divisi mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus, serta minuman masing-masing mencapai sekitar 65%, 18%, 3%, 2% dan 6% dari total penjualan.
"Laba usaha juga tumbuh 23,5% menjadi Rp3,2 triliun dan marjin laba usaha naik menjadi 13,3%," ujarnya.
Sementara laba periode berjalan juga mengalami pertumbuhan menjadi Rp2,44 triliun dari Rp2,1 triliun. Dia mengungkapkan, marjin laba bersih mengalami kenaikan dari 9,2% menjadi 10,1%.
"Core profit tumbuh 19,5% menjadi Rp2,45 triliun dari Rp2,05 triliun," tukasnya.
(rna)