BI Ingatkan Penguatan Struktur Ekonomi
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengingatkan Indonesia perlu segera berbenah melakukan penguatan struktur ekonomi guna meningkatkan kemampuan produksi perekonomian nasional. Hal ini merespon adanya risiko ketidakpastian perekonomian global pada tahun depan.
Dia menuturkan, pembenahan pada sektor riil harus diprioritaskan dalam upaya perbaikan komposisi produk ekspor. Komposisi produk ekspor yang sebelumnya bermayoritas produk sumber daya alam perlu direstrukturisasi agar beralih ke produk olahan bernilai tambah tinggi.
"Kita juga perlu lebih cepat memperkuat peran sektor industri sebagai basis peningkatan nilai tambah perekonomian," ujarnya, dalam Pertemuan Tahunan BI 2015, di JCC, Jakarta, Selasa (24/11/2015).
Selain itu, pembenahan di sektor riil juga terkait upaya mendorong persaingan pasar dan tata niaga yang lebih sehat di beberapa komoditas, termasuk makanan pokok. Pasalnya, struktur pasar komoditas beras cenderung oligopolistik yang membuat harga bahan pangan berfluktuasi.
Sementara pembenahan di sektor keuangan, lanjut Agus, perlu dilakukan terkait penguatan struktur pembiayaan domestik.
Menurutnya, strategi yang dapat memobilisasi dana domestik sebagai sumber pembiayaan ekonomi perlu segera dirumuskan.
"Besarnya porsi dana asing jangka pendek menimbulkan kompleksitas pengendalian inflasi dan nilai tukar serta dapat membuat ekonomi kita mudah terombang-ambing saat terjadi gejolak global," tandasnya.
Dia menuturkan, pembenahan pada sektor riil harus diprioritaskan dalam upaya perbaikan komposisi produk ekspor. Komposisi produk ekspor yang sebelumnya bermayoritas produk sumber daya alam perlu direstrukturisasi agar beralih ke produk olahan bernilai tambah tinggi.
"Kita juga perlu lebih cepat memperkuat peran sektor industri sebagai basis peningkatan nilai tambah perekonomian," ujarnya, dalam Pertemuan Tahunan BI 2015, di JCC, Jakarta, Selasa (24/11/2015).
Selain itu, pembenahan di sektor riil juga terkait upaya mendorong persaingan pasar dan tata niaga yang lebih sehat di beberapa komoditas, termasuk makanan pokok. Pasalnya, struktur pasar komoditas beras cenderung oligopolistik yang membuat harga bahan pangan berfluktuasi.
Sementara pembenahan di sektor keuangan, lanjut Agus, perlu dilakukan terkait penguatan struktur pembiayaan domestik.
Menurutnya, strategi yang dapat memobilisasi dana domestik sebagai sumber pembiayaan ekonomi perlu segera dirumuskan.
"Besarnya porsi dana asing jangka pendek menimbulkan kompleksitas pengendalian inflasi dan nilai tukar serta dapat membuat ekonomi kita mudah terombang-ambing saat terjadi gejolak global," tandasnya.
(dmd)