Berantas Mafia Migas, Sudirman Diserang Kanan-kiri
![Berantas Mafia Migas,...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2015/11/27/34/1064987/berantas-mafia-migas-sudirman-diserang-kanan-kiri-PDV-thumb.jpg)
Berantas Mafia Migas, Sudirman Diserang Kanan-kiri
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengaku sedang gencar membongkar praktik kotor yang dilakukan para pemburu rente alias mafia di sektor migas nasional. (Baca: Sudirman: Cengkeraman Mafia Migas Bikin RI Bergantung Impor).
Mulai dari membubarkan dan melakukan audit forensik terhadap Pertamina Energy Trading Limited (Petral) yang ditengarai sebagai sarang mafia, membangun kilang baru, mengambil alih pengoperasian Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), hingga menertibkan para trader migas yang hanya bermodal kertas.
Dia mengklaim, usahanya tersebut semata merupakan bagian dari menguatkan rantai pasokan migas dan memberikan manfaat bagi rakyat banyak. Namun, mantan Bos Pindad ini mengaku tidak seluruh pihak menerima dengan baik atas aksinya tersebut.
"Tidak seluruhnya menerima dengan baik, terutama pihak yang selama ini menikmati suasana yang tidak transparan," katanya di Gedung Ditjen Kelistrikan, Jakarta, Jumat (27/11/2015).
Bahkan, sambung mantan Bos Integrated Supply Chained (ISC) Pertamina ini, banyak reaksi negatif yang justru ditujukan untuk dirinya. Tak jarang dirinya mendapatkan serangan dan tekanan dari kanan-kiri.
"Tapi tidak perlu khawatir dengan tekanan itu. Itu konsekuensi dari tugas itu. Para pelaku bisnis yang berorientasi jangka panjang, pasti menyambut baik kebijakan ini. Karena ujungnya rantai pasokan migas efisien, industri migas lebih kompetitif, dan harga lebih bersaing," jelas dia.
Sudirman menegaskan, berbagai hal penting dan fundamental terkait tata kelola migas yang dulu selalu dihindari dan ditunda akibat terjebak dalam kelompok yang disebut 'middle man' ini akan dibersihkan. Dirinya akan memberikan kesempatan kepada pelaku usaha yang serius membangun sektor migas ini.
"Kalau sekadar menggunakan pengaruhnya untuk mendapatkan alokasi gas misalnya, itu memang harus dibersihkan. Karena itu lemak yang memengaruhi perekonomian Indonesia," tandasnya.
Mulai dari membubarkan dan melakukan audit forensik terhadap Pertamina Energy Trading Limited (Petral) yang ditengarai sebagai sarang mafia, membangun kilang baru, mengambil alih pengoperasian Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI), hingga menertibkan para trader migas yang hanya bermodal kertas.
Dia mengklaim, usahanya tersebut semata merupakan bagian dari menguatkan rantai pasokan migas dan memberikan manfaat bagi rakyat banyak. Namun, mantan Bos Pindad ini mengaku tidak seluruh pihak menerima dengan baik atas aksinya tersebut.
"Tidak seluruhnya menerima dengan baik, terutama pihak yang selama ini menikmati suasana yang tidak transparan," katanya di Gedung Ditjen Kelistrikan, Jakarta, Jumat (27/11/2015).
Bahkan, sambung mantan Bos Integrated Supply Chained (ISC) Pertamina ini, banyak reaksi negatif yang justru ditujukan untuk dirinya. Tak jarang dirinya mendapatkan serangan dan tekanan dari kanan-kiri.
"Tapi tidak perlu khawatir dengan tekanan itu. Itu konsekuensi dari tugas itu. Para pelaku bisnis yang berorientasi jangka panjang, pasti menyambut baik kebijakan ini. Karena ujungnya rantai pasokan migas efisien, industri migas lebih kompetitif, dan harga lebih bersaing," jelas dia.
Sudirman menegaskan, berbagai hal penting dan fundamental terkait tata kelola migas yang dulu selalu dihindari dan ditunda akibat terjebak dalam kelompok yang disebut 'middle man' ini akan dibersihkan. Dirinya akan memberikan kesempatan kepada pelaku usaha yang serius membangun sektor migas ini.
"Kalau sekadar menggunakan pengaruhnya untuk mendapatkan alokasi gas misalnya, itu memang harus dibersihkan. Karena itu lemak yang memengaruhi perekonomian Indonesia," tandasnya.
(izz)