Plus Minus Relawan Cantik Jokowi Jabat Komisaris Danareksa

Jum'at, 11 Desember 2015 - 15:35 WIB
Plus Minus Relawan Cantik...
Plus Minus Relawan Cantik Jokowi Jabat Komisaris Danareksa
A A A
JAKARTA - Koordinator Jokowi Advanced Social Media Volunteers (Jasmev) Dyah Kartika Rini Djoemadi resmi menduduki kursi komisaris independen PT Danareksa (Persero). Relawan cantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini resmi menjabat kursi strategis di BUMN pasar modal tersebut sejak 27 Oktober 2015.

Banyak kalangan meragukan kemampuannya, lantaran Dyah Kartika tidak memiliki pengalaman dalam bidang pasar modal. Terpilihnya Dyah Kartika sebagai komisaris independen Danareksa diduga tak lebih hanya sebagai ajang bagi-bagi 'kue' kekuasaan dalam pemerintahan Jokowi.

Ketua Umum Forum Serikat Pekerja BUMN Bersatu Arief Poyuono mengungkapkan, terpilihnya Dyah Kartika sebagai komisaris independen Danareksa diharapkan dapat memberikan rangsangan bagi para pemilik modal untuk menanamkan modalnya di pasar modal.

Pasalnya, Dyah Kartika dikenal sebagai relawan Jokowi yang memiliki kemampuan dalam bidang public relation (PR).

(Baca: Relawan Cantik Jokowi Duduki Kursi Komisaris Danareksa)

"Mudah-mudahan saja kemampuan Dyah Kartika dibidang PR Jasmev bisa memberikan rangsangan bagi para pemilik modal untuk menanamkan modalnya di pasar modal selain membeli properti, emas dan deposit di bank," katanya kepada Sindonews di Jakarta, Jumat (11/12/2015).

Menurutnya, saat ini pasar modal di Tanah Air 57,8% nya dikuasai asing dan sangat rentan jika terjadi gejolak ekonomi. Sebab itu, dengan masuknya Dyah Kartika dalam tubuh Danareksa diharapkan bisa memperbaiki itu semua.

Namun, Arief mengingatkan bahwa PR di bidang politik yang dilakukan di media sosial dan media mainstream lainnya untuk seorang calon presiden ataupun kepala daerah biasanya banyak direkayasa. Bahkan dia mengklaim, hampir 90% di antaranya adalah informasi dan berita rekayasa.

"Tapi ingatlah PR di politik yang dilakukan di media sosial dan media mainstream untuk seorang calon presiden dan kepala daerah itu 90% adalah bohong dan rekayasa, sedangkan di pasar modal kita tidak boleh lakukan kebohongan kalau tidak mau pasar modal hancur. Itu saja pesan saya," ‎tandas dia.

Baca Juga:

Komisaris Cantik Dyah Kartika Dinilai Bisa Jadi PR Perusahaan

Ini Kata BEI soal Dyah Kartika Jabat Komisaris Danareksa
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9587 seconds (0.1#10.140)