Rahasia Tarif Go-Jek Sangat Murah
A
A
A
JAKARTA - Sebagian masyarakat bingung dengan tarif ojek online, Go-Jek yang begitu murah dibandingkan angkutan lain atau ojek pada umumnya. Apa mereka tidak rugi? Lalu, dapat untung dari mana? Itu menjadi pertanyaan masyarakat umum.
Ketua Komisi Pengawas dan Persaingan Usaha (KPPU), Syarkawi Rauf menjelaskan alasan model bisnis Go-Jek bisa menerapkan tarif sangat murah.
Menurutnya, bisnis ojek online berjalan bersama bisnis provider jasa lainnya bergabung dengan Go-Jek, seperti bisnis pijat, restoran dan sebagainya. Sehingga banyaknya pemain dalam industri tersebut, menjadikan persaingan menjadi lebih baik dan pada akhirnya membuat harga jauh lebih rendah.
"Mereka ini berbisnis bukan hanya ojek, tapi untuk pijat, makanan, dan lain-lain. Dengan semakin banyak pemain di industri ini persaingan menjadi baik. Persaingan yang baik itu membuat harga menjadi rendah," jelasnya, usai bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim di Gedung KPPU, Jakarta, Senin (21/12/2015).
Go-Jek yang berbasis online ini juga memindahkan inefisiensi yang selama ini dibebankan kepada konsumen dan menyebabkan harga lebih mahal.
"Nah, sekarang hampir semua karena aplikasi online harganya jadi lebih murah. Sehingga inefesiensi itu tidak lagi ditanggung konsumen," imbuhnya.
Syarkawi menyebutkan, bisnis Go-Jek juga membantu memindahkan para tukang ojek yang selama ini bekerja di sektor informal menjadi lebih terorganisir. Sehingga, faktor keamanan dan kenyamanan menjadi lebih terjamin dibanding yang dilakukan sebelumnya secara individual.
Para tukang ojek tersebut pun diuntungkan lantaran basis konsumen (customer base) mereka diperluas dengan aplikasi tersebut. Jika sebelumnya mereka hanya mendapatkan pelanggan dua hingga tiga orang per hari, maka dengan Go-Jek mereka bisa mendapatkan lebih.
"Dulu tukang pijat hanya punya 1-2 pelanggan sekarang bisa lebih. Pasarnya menjadi lebih luas, incomenya lebih tinggi dengan aplikasi online ini harus kita dukung sama-sama," tandasnya.
Ketua Komisi Pengawas dan Persaingan Usaha (KPPU), Syarkawi Rauf menjelaskan alasan model bisnis Go-Jek bisa menerapkan tarif sangat murah.
Menurutnya, bisnis ojek online berjalan bersama bisnis provider jasa lainnya bergabung dengan Go-Jek, seperti bisnis pijat, restoran dan sebagainya. Sehingga banyaknya pemain dalam industri tersebut, menjadikan persaingan menjadi lebih baik dan pada akhirnya membuat harga jauh lebih rendah.
"Mereka ini berbisnis bukan hanya ojek, tapi untuk pijat, makanan, dan lain-lain. Dengan semakin banyak pemain di industri ini persaingan menjadi baik. Persaingan yang baik itu membuat harga menjadi rendah," jelasnya, usai bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim di Gedung KPPU, Jakarta, Senin (21/12/2015).
Go-Jek yang berbasis online ini juga memindahkan inefisiensi yang selama ini dibebankan kepada konsumen dan menyebabkan harga lebih mahal.
"Nah, sekarang hampir semua karena aplikasi online harganya jadi lebih murah. Sehingga inefesiensi itu tidak lagi ditanggung konsumen," imbuhnya.
Syarkawi menyebutkan, bisnis Go-Jek juga membantu memindahkan para tukang ojek yang selama ini bekerja di sektor informal menjadi lebih terorganisir. Sehingga, faktor keamanan dan kenyamanan menjadi lebih terjamin dibanding yang dilakukan sebelumnya secara individual.
Para tukang ojek tersebut pun diuntungkan lantaran basis konsumen (customer base) mereka diperluas dengan aplikasi tersebut. Jika sebelumnya mereka hanya mendapatkan pelanggan dua hingga tiga orang per hari, maka dengan Go-Jek mereka bisa mendapatkan lebih.
"Dulu tukang pijat hanya punya 1-2 pelanggan sekarang bisa lebih. Pasarnya menjadi lebih luas, incomenya lebih tinggi dengan aplikasi online ini harus kita dukung sama-sama," tandasnya.
(dmd)