Wall Street Melemah Tutup Tahun 2015

Jum'at, 01 Januari 2016 - 09:59 WIB
Wall Street Melemah...
Wall Street Melemah Tutup Tahun 2015
A A A
NEW YORK - Indeks Wall Street pada akhir perdagangan 2015 kemarin waktu setempat ditutup melemah, lebih rendah dari S & P 500 sepanjang tahun yang menjadi rekor tertinggi serta aksi jual besar. Sementara saham minyak berbalik menguat dengan sektor energi S & P naik 0,34% dan menjadi satu-satunya yang membaik.

Dilansir Reuters, Jumat (1/2/2016) penurunan saham global dibebkan karena merosotnya harga minyak dunia yang telah menyusut hingga sepertiga dari nilai mereka selama kelebihan pasokan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sektor energi turun 24%, dan menjadi kinerja tahunan terburuk sejak resesi global.

Sedangkan S & P 500 mencetak rekor tertinggi merosot 11% selama delapan hari di bulan Agustus ketika China mengalami pelambatan ekonomi. Pada hari terakhir perdagangan 2015, S & P 500 melemah 0,94% menjadi 2,043.94 poin dengan total penurunan sebesar 0,71% sepanjang tahun.

The S&P total return, termasuk dividen, sekitar 1,40% menurut data awal. "Jika Anda tertidur pada tanggal 31 Desember 2014 dan terbangun hari ini. Maka Anda akan mengatakan bahwa setahunan ini sangat membosankan," ucap Kepala Strategis Nasional Securities Donald Selkin di New York.

Sementara indeks Dow Jones Industrial Average turun 2,23% untuk tahun ini dan menjadi yang pertama kali sejak 2008. Dan komposit Nasdaq juga melemah 5,73%. Delapan dari 10 pelaku terburuk pada S& P tahun ini adalah perusahaan energi dimana Chesapeake Energy paling terkena dampaknya dengan penurunan mencapai 77%.

Di sisi lain sektor konsumen menjadi yang terbaik di S & P dengan kenaikan 8,43% saat saham Netflix melonjak 134% dan Amazon 118%. Konsumen saham juga mengambil posisi tiga teratas di Dow, dipimpin Nike naik 30% pada tahun 2015.

Pelemahan di Dow Jones pada detik-detik terakhir didominasi sektor industri dengan turun 1,02% dan berakhir di posisi 17.425,03. Tahun ini banyak risiko yang membuat investor berhati-hati dan diyakini akan tetap terjadi hingga pertengahan tahun 2016.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0767 seconds (0.1#10.140)