Kemendag Kaji Kerja Sama TPP dan CEPA
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan terus melakukan pengkajian dan negosiasi terhadap kerja sama dalam Trans Pacific Partnership (TPP) dan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
Dua perjanjian kerja sama perdagangan ini memiliki peluang besar dalam meningkatkan ekspor Indonesia. Bahkan untuk TPP, pemerintah akan membentuk tim nasional antar kementerian untuk membahas perjanjian kerja sama perdagangan tersebut.
"Kami pemerintah segera melanjutkan negosiasi dengan negara eropa yang tergabung dalam uni eropa untuk agreement yakni CEPA. Selanjutnya, kami juga akan segera membentuk semacam tim nasional lintas kementerian untuk mengkaji TPP. Ini karena kedua itu merupakan trade agreement yang besar dan ambisius," ujar Thomas di Jakarta, Senin (18/1/2016).
Menurutnya, sambil kedua perjanjian tersebut berjalan, pihaknya juga akan melakukan kerja sama bilateral dengan Australia dan empat negara yang tergabung dalam Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa atau European Free Trade Association (EFTA). Ada empat negara yang tergabung dalam EFTA, yakni Swiss, Islandia, Norwegia dan Liechtenstein.
"Maka dengan perjanjian-perjanjian itu, kami mengharapkan peningkatan ekspor kita dengan membuka pasar melalui negosiasi dan agreement," terang dia.
mendag juga sempat menyebutkan, keempat negara yang tergabung dalam EFTA tersebut memiliki potensi besar dalam peningkatan perdagangan, terlebih Swiss dan Norwegia yang perekonomiannya telah maju.
Dia menyebutkan bahwa banyak yang bisa dijual Indonesia ke Swiss seperti komoditas unggulan seperti kakao, kopi, teh, dan rempah-rempah. Komoditi ini sangat diperlukan bagi mereka untuk meningkatkan nilai tambah jual mereka terhadap salah satu produk makanan olahan.
"Saat ini, di pertanian dan makanan minuman itu juga cukup prospek. Misalnya Norwegia yang canggih di bidang perikanan. Jadi kalau kita ada kerja sama di bidang perikanan dan energi terbarukan, maka ekspor kita akan terdorong ke Eropa dan empat negara itu," pungkas dia.
Dua perjanjian kerja sama perdagangan ini memiliki peluang besar dalam meningkatkan ekspor Indonesia. Bahkan untuk TPP, pemerintah akan membentuk tim nasional antar kementerian untuk membahas perjanjian kerja sama perdagangan tersebut.
"Kami pemerintah segera melanjutkan negosiasi dengan negara eropa yang tergabung dalam uni eropa untuk agreement yakni CEPA. Selanjutnya, kami juga akan segera membentuk semacam tim nasional lintas kementerian untuk mengkaji TPP. Ini karena kedua itu merupakan trade agreement yang besar dan ambisius," ujar Thomas di Jakarta, Senin (18/1/2016).
Menurutnya, sambil kedua perjanjian tersebut berjalan, pihaknya juga akan melakukan kerja sama bilateral dengan Australia dan empat negara yang tergabung dalam Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa atau European Free Trade Association (EFTA). Ada empat negara yang tergabung dalam EFTA, yakni Swiss, Islandia, Norwegia dan Liechtenstein.
"Maka dengan perjanjian-perjanjian itu, kami mengharapkan peningkatan ekspor kita dengan membuka pasar melalui negosiasi dan agreement," terang dia.
mendag juga sempat menyebutkan, keempat negara yang tergabung dalam EFTA tersebut memiliki potensi besar dalam peningkatan perdagangan, terlebih Swiss dan Norwegia yang perekonomiannya telah maju.
Dia menyebutkan bahwa banyak yang bisa dijual Indonesia ke Swiss seperti komoditas unggulan seperti kakao, kopi, teh, dan rempah-rempah. Komoditi ini sangat diperlukan bagi mereka untuk meningkatkan nilai tambah jual mereka terhadap salah satu produk makanan olahan.
"Saat ini, di pertanian dan makanan minuman itu juga cukup prospek. Misalnya Norwegia yang canggih di bidang perikanan. Jadi kalau kita ada kerja sama di bidang perikanan dan energi terbarukan, maka ekspor kita akan terdorong ke Eropa dan empat negara itu," pungkas dia.
(izz)