Chevron Akhiri Kontrak, Pemerintah Serahkan Pengelolaan ke BUMN
A
A
A
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) menerangkan pemerintah menyadari penuh keputusan Chevron untuk melepaskan blok East Kalimantan ke Indonesia harus segera diantisipasi, meski kontraknya baru akan berakhir pada 24 Oktober 2018, mendatang. Kepala Bagian Humas SKK Migas Elan Biantoro menerangkan pemerintah bakal meninjau ulang pengelolaan di blok migas (minyak dan gas) tersebut.
Dia menambahkan yang menjadi pilihan pemerintah adalah memberikannya kepada perusahaan raksasa energi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) seperti Pertamina. "Chevron sudah beroperasi hampir selama 50 tahun di blok East Kalimantan dan kandungan disana mulai menipis. Mereka juga cemas tentang apa terjadi di blok Mahakam," jelasnya dilansir Reuters, Selasa (19/1/2015).
Potensi risiko sektor energi yang dihadapi investor di Indonesia telah menjadi sorotan dalam tujuh tahun terakhir terkait blok Mahaham, dimana PT Pertamina tengah menjalani proses pengambilalihan Blok Mahakam, Kalimantan Timur dari dua existing operatornya, yaitu Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation.
(Baca Juga: Chevron Kembalikan Kontrak Blok East Kalimantan ke Indonesia)
Upaya tersebut dinilai sebagai mendorong nasionalisasi aset energi untuk diserahkan kepada Pertamina. Menurut SKK Migas, perusahan minyak dan gas Indonesia menargetkan penurunan produksi sebesar 2% dengan rata-rata 1.944 juta barel minyak per hari (boepd) pada 2016 dan sekira 1.981 boepd pada 2015.
Sementara harga minyak mentah dunia tetap berada di bawah tekanan hingga hari ini setelah sempat jatuh ke level terendah dalam 13 tahun terakhir di awal pekan kemarin. Kembalinya Iran ke pasar minyak dunia juga berperan menambah pasokan untuk membuat harga minyak berjangka makin tertekan.
Dia menambahkan yang menjadi pilihan pemerintah adalah memberikannya kepada perusahaan raksasa energi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) seperti Pertamina. "Chevron sudah beroperasi hampir selama 50 tahun di blok East Kalimantan dan kandungan disana mulai menipis. Mereka juga cemas tentang apa terjadi di blok Mahakam," jelasnya dilansir Reuters, Selasa (19/1/2015).
Potensi risiko sektor energi yang dihadapi investor di Indonesia telah menjadi sorotan dalam tujuh tahun terakhir terkait blok Mahaham, dimana PT Pertamina tengah menjalani proses pengambilalihan Blok Mahakam, Kalimantan Timur dari dua existing operatornya, yaitu Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation.
(Baca Juga: Chevron Kembalikan Kontrak Blok East Kalimantan ke Indonesia)
Upaya tersebut dinilai sebagai mendorong nasionalisasi aset energi untuk diserahkan kepada Pertamina. Menurut SKK Migas, perusahan minyak dan gas Indonesia menargetkan penurunan produksi sebesar 2% dengan rata-rata 1.944 juta barel minyak per hari (boepd) pada 2016 dan sekira 1.981 boepd pada 2015.
Sementara harga minyak mentah dunia tetap berada di bawah tekanan hingga hari ini setelah sempat jatuh ke level terendah dalam 13 tahun terakhir di awal pekan kemarin. Kembalinya Iran ke pasar minyak dunia juga berperan menambah pasokan untuk membuat harga minyak berjangka makin tertekan.
(akr)