KCIC Bantah Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung Rawan Bencana
A
A
A
JAKARTA - Konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) membantah wilayah yang dilewati kereta cepat Jakarta-Bandung terdapat wilayah rawan bencana. Hal ini menanggapi belum lengkapnya analisis dampak lingkungan dan keamanan rute yang diminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Direktur Utama KCIC, Hanggoro Budi Wiryawan menjelaskan, pihaknya telah melakukan kajian untuk mencari keberadaan sejumlah titik rawan bencana. Dari hasil kajian tersebut perseroan memutuskan untuk menghindari sejumlah titik rawan.
Baca: Gawat! Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung Rawan Gempa
"Hasil kajian tersebut menditeksi ada lima daerah patahan potensi gempa, oleh karenannya kami memutuskan mengindari wilayah patahan tersebut," ujarnya, dalam jumpa persnya di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (4/2/2016).
Dia menjelaskan, dari lima daerah patahan potensi gempa tersebut, dua atau tiga di antaranya sudah termasuk patahan pasif. Sementara daerah patahan yang masih aktif, salah satunya berada di wilayah Lembang.
Dia memastikan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142 kilometer (km) tersebut tidak melewati daerah patahan yang aktif. (Baca: RI Rawan Gempa, Wajar Perizinan Kereta Cepat Ketat)
Menurutnya, megaproyek yang menelan biaya sebesar USD5,57 miliar (sekitar Rp75 triliun) itu juga menggunakan teknologi canggih untuk penditeksi bencana. Nantinya akan dipasang sensor pendeteksi bencana, seperti longsor, angin dan hujan yang sesuai standar berlaku.
"Untuk menghindari daerah rawan, kereta ini akan dipersiapkan sensor pendeteksi bencana, ini sesuai standar yang berlaku untuk kereta api cepat. China sudah mendapatkan safety index di level empat," tandasnya.
Baca: Kemenhub Beberkan Rincian Dokumen Agar Izin Kereta Cepat Keluar
Direktur Utama KCIC, Hanggoro Budi Wiryawan menjelaskan, pihaknya telah melakukan kajian untuk mencari keberadaan sejumlah titik rawan bencana. Dari hasil kajian tersebut perseroan memutuskan untuk menghindari sejumlah titik rawan.
Baca: Gawat! Jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung Rawan Gempa
"Hasil kajian tersebut menditeksi ada lima daerah patahan potensi gempa, oleh karenannya kami memutuskan mengindari wilayah patahan tersebut," ujarnya, dalam jumpa persnya di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (4/2/2016).
Dia menjelaskan, dari lima daerah patahan potensi gempa tersebut, dua atau tiga di antaranya sudah termasuk patahan pasif. Sementara daerah patahan yang masih aktif, salah satunya berada di wilayah Lembang.
Dia memastikan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142 kilometer (km) tersebut tidak melewati daerah patahan yang aktif. (Baca: RI Rawan Gempa, Wajar Perizinan Kereta Cepat Ketat)
Menurutnya, megaproyek yang menelan biaya sebesar USD5,57 miliar (sekitar Rp75 triliun) itu juga menggunakan teknologi canggih untuk penditeksi bencana. Nantinya akan dipasang sensor pendeteksi bencana, seperti longsor, angin dan hujan yang sesuai standar berlaku.
"Untuk menghindari daerah rawan, kereta ini akan dipersiapkan sensor pendeteksi bencana, ini sesuai standar yang berlaku untuk kereta api cepat. China sudah mendapatkan safety index di level empat," tandasnya.
Baca: Kemenhub Beberkan Rincian Dokumen Agar Izin Kereta Cepat Keluar
(dmd)