Kereta Cepat Bisa Senasib dengan Proyek Listrik Era SBY

Sabtu, 06 Februari 2016 - 16:32 WIB
Kereta Cepat Bisa Senasib...
Kereta Cepat Bisa Senasib dengan Proyek Listrik Era SBY
A A A
JAKARTA - Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu menilai, proyek kereta api cepat (high speed train/HST) bakal bernasib sama dengan proyek kelistrikan (Fast Track Programme/FTP) 10.000 megawatt (MW) 1 dan 2 di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Ketua FSP BUMN Bersatu Arief Poyuono mengatakan, kala itu proyek kelistrikan 10.000 MW didanai dari hasil pinjaman Bank Exim China, yang direncanakan akan selesai hingga akhir periode pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid I atau selama lima tahun pertama.

"‎Namun yang terjadi? Hingga SBY berakhir pemerintahanya bersama Budiono, proyek pembangkit listrik hasil proyek tahap I, yang dicanangkan sebesar 10 ribu MW tersebut baru diselesaikan sekitar 8.500 MW, sisanya diharapkan selesai 2016," kata dia dalam rilisnya yang diterima Sindonews di Jakarta, Sabtu (6/2/2016).

Sayangnya, tingkat keandalan (reliability) proyek tersebut dinilai tidak akan maksimal, atau hanya mampu sekitar 55% hingga 60%. Sebab, banyak pembangkit yang rusak dan tidak sesuai yang dijanjikan pemerintah China.

"Malah sialnya banyak pembangkit yang second hand dari China. Akibatnya, PLN rugi triliunan rupiah karena harus mengantikannya dengan genset berbahan bakar minyak, serta utang pemerintah terhadap pemerintah China bertambah," imbuhnya.

Selain itu, sambung Politisi Partai Gerindra ini, untuk bisa mencairkan dana pinjaman dari Bank Exim China itu pemerintah juga dipaksa untuk membeli pesawat made in China MA 60 yang digunakan Merpati Nusantara Airlines.

"‎Sekarang semua pesawat sudah hampir jadi bangkai dan Merpati Airlines harus menanggung utang sebesar Rp2,7 triliun dan sekarang ditanggung pemerintah, karena pemerintah waktu itu mengeluarkan Sovereign Guarantee berupa Subsidary Loan Agreement (SLA) walaupun katanya kerja sama pembelian pesawat MA60 itu B to B alias tidak menggunakan APBN," tutur Arief.

Menurutnya, pola penawaran kerja sama pembangunan infrastruktur dari China harus menjadi pelajaran untuk Presiden Jokowi berpikir ulang mengenai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Arief menilai proyek itu akan bernasib sama dengan proyek pembangkit listrik ataupun pengadaan armada busway oleh China, yang banyak rusak dan tidak andal.

‎"Jadi, kami mendesak agar Jokowi segera membatalkan proyek kereta api cepat, jangan sampai konsorsium BUMN yang terlibat dalam kereta cepat rugi besar dan harus tutup akibat tidak sanggup membayar utang biaya pembangunan," tandasnya.
(izz)
Berita Terkait
Perbandingan Kereta...
Perbandingan Kereta Cepat Shanghai vs KCJB Indonesia, dari Kecepatan hingga Tarif
Naik Kereta Cepat Whoosh...
Naik Kereta Cepat Whoosh Jakarta-Bandung hanya Rp50 Ribu, Begini Caranya!
Revolusi Kereta Cepat...
Revolusi Kereta Cepat China: Melaju Secepat Pesawat, Lebih Baik dari Hyperloop Elon Musk
Target Pengoperasian...
Target Pengoperasian Kereta Cepat
Kereta Hyperloop China...
Kereta Hyperloop China Pecahkan Rekor, Ditarget 2.000 Kpj dan Lebih Cepat dari Pesawat
Intip Spesifikasi Kereta...
Intip Spesifikasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh, Mampu Melesat 350 Km/jam
Berita Terkini
Bank Raksasa Jerman...
Bank Raksasa Jerman Memperingatkan Kejatuhan Dolar AS, Ini Dasarnya
1 jam yang lalu
Menkeu AS Peringatkan...
Menkeu AS Peringatkan Jangan Ada Aksi Balasan Tarif Trump: Duduk Diam dan Terima Saja
5 jam yang lalu
PLN IP Kerahkan Ribuan...
PLN IP Kerahkan Ribuan Petugas Penuhi Kebutuhan Listrik Lebaran
11 jam yang lalu
Trump Kenakan Tarif...
Trump Kenakan Tarif Impor 32% ke Indonesia, Ini yang Dilakukan BI
11 jam yang lalu
China Balas Tarif Impor...
China Balas Tarif Impor 34% Semua Barang dari AS, Trump: Mereka Panik!
13 jam yang lalu
Indonesia Jadi Korban...
Indonesia Jadi Korban Perang Dagang Trump, Kenyataan Pahit Ancam Ekonomi RI
14 jam yang lalu
Infografis
5 Penyakit yang Bisa...
5 Penyakit yang Bisa Diatasi dengan Air Rebusan Serai
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved