Hunian Kelas Menengah Penopang Utama Industri Properti

Senin, 15 Februari 2016 - 21:11 WIB
Hunian Kelas Menengah Penopang Utama Industri Properti
Hunian Kelas Menengah Penopang Utama Industri Properti
A A A
JAKARTA - Kalangan pengembang optimistis pasar properti tahun ini akan lebih baik dibanding 2015 karena didukung sejumlah indikator positif. Salah satunya pertumbuhan kencang kelas menengah di Indonesia yang diikuti kenaikan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) setiap tahun.

Ketua Kehormatan DPP Real Estat Indonesia (REI) Setyo Maharso mengungkapkan, PDB perkapita atau pendapatan rata-rata penduduk kelas menengah Indonesia setiap tahun meningkat drastis dari Rp35 juta per tahun pada 2010 menjadi Rp59 juta pada 2015. Kondisi tersebut otomatis meningkatkan pengeluaran dan daya beli masyarakat termasuk untuk membeli properti.

“Artinya, kalau daya beli masyarakat naik karena pendapatan perkapitanya terangkat, maka ekonomi akan berjalan. Pertumbuhan positif kelas menengah inilah yang menjadi kekuatan besar bagi industri properti nasional,” ungkap Setyo Maharso kepada wartawan, Senin (15/2/2016)

Didukung gencarnya pembangunan infrastruktur juga menjadi pendorong geliat pasar properti. Hal itu karena banyak daerah pengembangan baru akan muncul mengikuti proyek infrastruktur yang dibangun pemerintah tersebut.

Namun, Setyo mengingatkan pembangunan infrastruktur juga bisa menjadi penghambat pembangunan properti di segmen menengah bawah terlebih jika tidak ada upaya pengendalian harga tanah.

Karena begitu infrastruktur dikerjakan, biasanya akan dibarengi kenaikan harga tanah di sekitarnya. Oleh karena itu, dia berharap semua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dilibatkan pemerintah dalam proyek infrastruktur harus membebaskan pula tanah di kiri dan kanan proyek tersebut sebagai cadangan lahan (land bank) pemerintah yang nantinya dapat diperuntukkan untuk pembangunan hunian menengah bawah.

“Selain itu, penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate), tingkat inflasi yang terus menurun, dan akan tuntasnya UU Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) pada tahun ini turut menjadi alasan kuat bagi industri properti menuju arah perbaikan,” papar Presiden Direktur PT Kualajaya Realty (Kualajaya Group) tersebut.

Setyo mengakui pada 2015 banyak perusahaan properti mengalami perlambatan penjualan karena banyak masyarakat (konsumen) saling wait and see. Namun tidak semua developer mengalami kesulitan penjualan, terutama mereka yang punya inovasi dan fokus terhadap target.

Kondisi itu dialami PT Kualajaya Realty yang kini sedang memasarkan proyek Pejaten Park Residence di Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan. Proyek ini terdiri dari dua tower apartemen, yaitu Barcelonia Tower dan Catalonia Tower.

Dia mengungkapkan, progres pembangunan dua tower apartemen yakni Barcelonia Tower dan Catalonia Tower sudah memasuki tahap akhir dengan dilakukannya pengecoran atap (topping off) kedua tower pada November 2015. Saat ini sedang dilanjutkan tahap finishing, sehingga serah terima (hand over) unit di tower pertama diharapkan dapat dilakukan pada Agustus 2016, disusul kemudian tower kedua yang dijadwalkan pada awal 2017.

“Merupakan keuntungan bagi konsumen yang telah membeli unit di Pejaten Park Residence, karena disaat proyek-proyek lain masih dalam proses legal,perijinan dan awal konstruksi, di Pejaten Park Residence justru dalam waktu dekat sudah mulai dapat dihuni,” ujar Setyo.

Mayoritas pembeli unit di Pejaten Park Residence adalah perusahaan-perusahaan (korporasi) yang berkantor di koridor Jalan TB Simatupang.Sebagian besar disewakan atau digunakan oleh karyawannya. Sisanya dibeli pengguna (end user) yang kebanyakan merupakan pembeli properti pertama. Saat ini, rata-rata unit apartemen di Pejaten Park Residence dipasarkan dengan harga Rp 30 juta per meter persegi, meningkat tajam dibandingkan ketika pertama kali dipasarkan pada akhir 2013 sebesar Rp17 juta hingga Rp18 juta per meter persegi.

Bagi pembeli yang melakukan pembelian di bulan ini, PT Kualajaya Realty sedang memberlakukan “Promo Imlek 2016” dengan uang muka (down payment/DP), hanya 10%, cicilan tunai keras 24 kali, potongan harga hingga Rp 200 juta, serta instant prize berupa iPhone 6s.

Apartemen Pejaten Park Residence dikembangkan di atas lahan seluas 7.400 meter persegi dan terdiri dari dua tower, masing-masing terdiri dari 253 unit dan 176 unit. Apartemen dengan ketinggian 21 lantai ini mengusung green concept yang menyediakan ruang terbuka hijau hingga 40% dari keseluruhan areal pengembangan.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5988 seconds (0.1#10.140)