Ini Penampakan Jalur KA Bekas Belanda di Pelabuhan Priok
A
A
A
JAKARTA - Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta selama ini dikenal sebagai pelabuhan terbesar dan tersibuk di Indonesia. Pelabuhan ini berfungsi sebagai pintu gerbang arus keluar masuk barang ekspor dan impor barang.
Saking sibuknya, pelabuhan tersebut juga dikenal dengan kemacetannya yang luar biasa dan waktu tunggu bongkar muat (dwelling time) yang sangat lama.
Untuk mengurangi kemacetan dan waktu tunggu di pelabuhan tersebut, pemerintah dalam hal ini Kementerian Koordinator (Kemenko) bidang Kemaritiman berniat menghidupkan kembali jalur rel kereta api (KA) menuju dermaga Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Jalur rel kereta api tersebut sejatinya telah ada sejak zaman Belanda, namun kini mati dan hanya tersisa di Jalan Pososo yang berjarak 2 kilometer (km) dari Pelabuhan Tanjung Priok.
Kendati sebelumnya mendapat tentangan dari RJ Lino yang sebelumnya merupakan Direktur Utama Pelindo II, namun kini pembangunannya hampir selesai. Bahkan saat ini, Menko bidang Kemaritiman Rizal Ramli telah melaksanakan uji coba pengoperasian jalur kereta api di Pelabuhan Tanjung Priok.
Sindonews pun berkesempatan menyaksikan dan turut serta dalam uji coba pengoperasian jalur 'mati' tersebut dan menaiki kereta logistik dari Stasiun JICT hingga Jalan Pososo, Jakarta Utara.
Berdasarkan pengamatan Sindonews, jalur kereta di Stasiun JICT memang nampak hampir selesai. Jalur rel kereta telah terpasang rapi, dan jalan di sekitarnya telah diaspal. Berbagai alat berat yang diperuntukkan mengangkut barang dari kereta pun telah tersedia.
Namun, setelah melewati stasiun JICT, jalan-jalan di pinggir sepanjang rel kereta hingga jalan Pososo masih belum rapi. Masih tampak banyak kubangan-kubangan air dan barang-barang bekas pengerjaan proyek. Rizal Ramli pun mengakui hal tersebut.
Dia mengatakan, proses pengerjaan memang belum rampung atau masih sekitar 95%. Bahkan, mantan Menko bidang Perekonomian ini sempat mengucapkan bahwa jalan-jalan di sepanjang rel masih jorok dan belum rapi.
"Belum sempurna (jalur kereta pelabuhan), masih jorok jalannya. Nanti di rapikan. Nanti ditambah dua track masuk ke pelabuhan," katanya di Stasiun JICT, Jakarta, Kamis (18/2/2016).
Dia memperkirakan, jika kereta logistik tersebut benar-benar telah beroperasi penuh, maka dwelling time akan turun menjadi hanya dua hari. Kemacetan yang kerap terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok akan terpangkas hingga sepertiganya.
"Dengan ini dwelling time delapan hari, tekan 3,5 hari. Dwelling time jadi dua hari plus langkah lain. Maka kemacetan Priok berkurang, frekuensi dinaikkan," tandasnya.
Baca:
Rizal Ramli Klaim KA Pelabuhan Priok Pangkas Sepertiga Kemacetan
KA Pelabuhan Priok Beroperasi, Pelindo II Disebut Cetak Sejarah
Saking sibuknya, pelabuhan tersebut juga dikenal dengan kemacetannya yang luar biasa dan waktu tunggu bongkar muat (dwelling time) yang sangat lama.
Untuk mengurangi kemacetan dan waktu tunggu di pelabuhan tersebut, pemerintah dalam hal ini Kementerian Koordinator (Kemenko) bidang Kemaritiman berniat menghidupkan kembali jalur rel kereta api (KA) menuju dermaga Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Jalur rel kereta api tersebut sejatinya telah ada sejak zaman Belanda, namun kini mati dan hanya tersisa di Jalan Pososo yang berjarak 2 kilometer (km) dari Pelabuhan Tanjung Priok.
Kendati sebelumnya mendapat tentangan dari RJ Lino yang sebelumnya merupakan Direktur Utama Pelindo II, namun kini pembangunannya hampir selesai. Bahkan saat ini, Menko bidang Kemaritiman Rizal Ramli telah melaksanakan uji coba pengoperasian jalur kereta api di Pelabuhan Tanjung Priok.
Sindonews pun berkesempatan menyaksikan dan turut serta dalam uji coba pengoperasian jalur 'mati' tersebut dan menaiki kereta logistik dari Stasiun JICT hingga Jalan Pososo, Jakarta Utara.
Berdasarkan pengamatan Sindonews, jalur kereta di Stasiun JICT memang nampak hampir selesai. Jalur rel kereta telah terpasang rapi, dan jalan di sekitarnya telah diaspal. Berbagai alat berat yang diperuntukkan mengangkut barang dari kereta pun telah tersedia.
Namun, setelah melewati stasiun JICT, jalan-jalan di pinggir sepanjang rel kereta hingga jalan Pososo masih belum rapi. Masih tampak banyak kubangan-kubangan air dan barang-barang bekas pengerjaan proyek. Rizal Ramli pun mengakui hal tersebut.
Dia mengatakan, proses pengerjaan memang belum rampung atau masih sekitar 95%. Bahkan, mantan Menko bidang Perekonomian ini sempat mengucapkan bahwa jalan-jalan di sepanjang rel masih jorok dan belum rapi.
"Belum sempurna (jalur kereta pelabuhan), masih jorok jalannya. Nanti di rapikan. Nanti ditambah dua track masuk ke pelabuhan," katanya di Stasiun JICT, Jakarta, Kamis (18/2/2016).
Dia memperkirakan, jika kereta logistik tersebut benar-benar telah beroperasi penuh, maka dwelling time akan turun menjadi hanya dua hari. Kemacetan yang kerap terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok akan terpangkas hingga sepertiganya.
"Dengan ini dwelling time delapan hari, tekan 3,5 hari. Dwelling time jadi dua hari plus langkah lain. Maka kemacetan Priok berkurang, frekuensi dinaikkan," tandasnya.
Baca:
Rizal Ramli Klaim KA Pelabuhan Priok Pangkas Sepertiga Kemacetan
KA Pelabuhan Priok Beroperasi, Pelindo II Disebut Cetak Sejarah
(izz)