Alasan Indonesia Lirik Impor Minyak dari Iran
A
A
A
JAKARTA - Cadangan minyak Iran berlimpah hingga berada di posisi keempat terbesar di dunia. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai ini penting untuk Indonesia dalam mencukupi kebutuhan pasokan minyak.
Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengatakan, Indonesia memiliki jumlah penduduk banyak. Sehingga, diperlukan kepastian suplai minyak dalam jangka panjang. (Baca: Pemerintah Ngebet Impor Minyak dari Iran)
"Iran penting sekali untuk investasi di Indonesia. Pertama, mereka punya cadangan minyak yang luar biasa, terbesar nomor 4 di dunia. Indonesia sebagai negara yang penduduknya banyak butuh minyak banyak sekali, kita butuh security supply untuk jangka panjang," ujarnya di Jakarta, Rabu (24/2/2016).
Dia menjelaskan, kerja sama yang akan dilakukan nanti dalam bentuk pengadaan impor minyak saling menguntungkan. Iran butuh pelanggan dan Indonesia juga butuh ketersediaan suplai dalam jangka panjang.
"Ini kerja sama baik sekali, mereka punya customer jangka panjang dan kita punya suplai jangka panjang. Eskpor dia banyak 2 juta barel, ada minyak jenis light, heavy, sour, kilang kita di Cilacap dan Balongan bisa," kata Wirat.
Meski sempat ada masalah terkait transaksi keuangan karena perbankan Indonesia belum ada di Iran, Wirat menyebut sudah ada solusinya. Caranya dengan menghitung berdasarkan kedua mata uang, rupiah dan rial.
Sementara, lanjut dia, adanya kerja sama dengan Iran tidak membuat hubungan antara Indonesia dan negara lain dalam kerja sama sektor migas menjadi buruk. Semuanya bisa dilakukan secara bersamaan karena menganut sistem perdagangan bebas aktif.
"Kita harap, kita sebagai negara bebas aktif, jadi dengan Arab Saudi baik dengan Iran baik. Keduanya sama-sama sahabat, jalan dua-duanya," pungkasnya.
Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengatakan, Indonesia memiliki jumlah penduduk banyak. Sehingga, diperlukan kepastian suplai minyak dalam jangka panjang. (Baca: Pemerintah Ngebet Impor Minyak dari Iran)
"Iran penting sekali untuk investasi di Indonesia. Pertama, mereka punya cadangan minyak yang luar biasa, terbesar nomor 4 di dunia. Indonesia sebagai negara yang penduduknya banyak butuh minyak banyak sekali, kita butuh security supply untuk jangka panjang," ujarnya di Jakarta, Rabu (24/2/2016).
Dia menjelaskan, kerja sama yang akan dilakukan nanti dalam bentuk pengadaan impor minyak saling menguntungkan. Iran butuh pelanggan dan Indonesia juga butuh ketersediaan suplai dalam jangka panjang.
"Ini kerja sama baik sekali, mereka punya customer jangka panjang dan kita punya suplai jangka panjang. Eskpor dia banyak 2 juta barel, ada minyak jenis light, heavy, sour, kilang kita di Cilacap dan Balongan bisa," kata Wirat.
Meski sempat ada masalah terkait transaksi keuangan karena perbankan Indonesia belum ada di Iran, Wirat menyebut sudah ada solusinya. Caranya dengan menghitung berdasarkan kedua mata uang, rupiah dan rial.
Sementara, lanjut dia, adanya kerja sama dengan Iran tidak membuat hubungan antara Indonesia dan negara lain dalam kerja sama sektor migas menjadi buruk. Semuanya bisa dilakukan secara bersamaan karena menganut sistem perdagangan bebas aktif.
"Kita harap, kita sebagai negara bebas aktif, jadi dengan Arab Saudi baik dengan Iran baik. Keduanya sama-sama sahabat, jalan dua-duanya," pungkasnya.
(izz)