Dua Bank Pelat Merah Dukung Penurunan Suku Bunga Deposito
A
A
A
JAKARTA - Dua perbankan pelat merah dalam hal ini PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) (Persero) Tbk dan PT Bank Nasional Indonesia (BNI) (Persero) Tbk mengaku tidak keberatan dengan keinginan pemerintah untuk menurunkan suku bunga deposito perbankan agar menekan bunga kredit perbankan.
Direktur Utama BRI Aswami Syam menyambut baik rencana tersebut. Sebab, selama ini suku bunga deposito di perbankan nasional masih di atas 5%. "Ya sekarang bervariasi, rata-rata di atas (lima persen) itu. Kalau dihimbau menyesuaikan ya bagus, artinya menurunkan biaya dana," ujarnya di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Rabu (24/2/2016).
(Baca Juga: BNI Akui Penurunan Bunga Deposito Berpotensi Bikin Nasabah Kabur)
Sementara itu, Direktur Utama BNI Achmad Baiquni menuturkan, pembatasan suku bunga deposito tersebut pada dasarnya akan meningkatkan daya saing perbankan nasional. Sebab, selama ini suku bunga deposito untuk bank Buku IV ditentukan oleh level suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) ditambah 200 basis poin (bps).
"Tentunya ini akan ditinjau kembali. Berapanya mungkin masih pembicaraan. Kalau menurut saya (1% di atas inflasi) itu ideal, karena banyak negara yang segitu juga. Ya kalau sekarang kita lihat suku bunga kita dibanding negara lain tinggi," tandasnya.
Direktur Utama BRI Aswami Syam menyambut baik rencana tersebut. Sebab, selama ini suku bunga deposito di perbankan nasional masih di atas 5%. "Ya sekarang bervariasi, rata-rata di atas (lima persen) itu. Kalau dihimbau menyesuaikan ya bagus, artinya menurunkan biaya dana," ujarnya di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Rabu (24/2/2016).
(Baca Juga: BNI Akui Penurunan Bunga Deposito Berpotensi Bikin Nasabah Kabur)
Sementara itu, Direktur Utama BNI Achmad Baiquni menuturkan, pembatasan suku bunga deposito tersebut pada dasarnya akan meningkatkan daya saing perbankan nasional. Sebab, selama ini suku bunga deposito untuk bank Buku IV ditentukan oleh level suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) ditambah 200 basis poin (bps).
"Tentunya ini akan ditinjau kembali. Berapanya mungkin masih pembicaraan. Kalau menurut saya (1% di atas inflasi) itu ideal, karena banyak negara yang segitu juga. Ya kalau sekarang kita lihat suku bunga kita dibanding negara lain tinggi," tandasnya.
(akr)