Ruang Penurunan Suku Bunga Acuan Masih Terbuka
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Core Piter Abdullah menilai Bank Indonesia (BI) akan menahan suku bunga acuan sebesar 25% pada pertemuan dewan gubernur selanjutnya. Hal ini seiring dengan kondisi likuiditas global yang cukup berlimpah akibat quantitative easing yang banyak dilakukan negara maju.
( )
Ditambah serta laju nilai tukar rupiah diperkirakan akan stabil cenderung menguat dan berkurangnya tekanan terhadap nilai tukar rupiah dan suku bunga global yang saat ini sangat rendah. Kondisi tersebut menurutnya memberikan ruang bagi BI untuk kembali melakukan pelonggaran.
"Jadi BI memiliki peluang untuk melanjutkan penurunan suku bunga membantu perekonomian yang sedang terkontraksi," kata Piter saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Rabu (17/6/2020).
( )
Dalam kesempatan yang sama, Ekonom Indef Bhima Yudistira menilai, ruang penurunan suku bunga acuan masih ada 25 bps. Penurunan bunga acuan sebaiknya segera dilakukan untuk menstimulus sektor riil.
Sementara dari sisi pasar keuangan, rupiah dalam sebulan terakhir berhasil menguat 4,38% terhadap dolar. "Artinya fokus BI tidak hanya menjaga stabilitas disektor keuangan, tapi juga perlu memberikan relaksasi moneter ke pelaku usaha riil," tukasnya.
( )
Ditambah serta laju nilai tukar rupiah diperkirakan akan stabil cenderung menguat dan berkurangnya tekanan terhadap nilai tukar rupiah dan suku bunga global yang saat ini sangat rendah. Kondisi tersebut menurutnya memberikan ruang bagi BI untuk kembali melakukan pelonggaran.
"Jadi BI memiliki peluang untuk melanjutkan penurunan suku bunga membantu perekonomian yang sedang terkontraksi," kata Piter saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Rabu (17/6/2020).
( )
Dalam kesempatan yang sama, Ekonom Indef Bhima Yudistira menilai, ruang penurunan suku bunga acuan masih ada 25 bps. Penurunan bunga acuan sebaiknya segera dilakukan untuk menstimulus sektor riil.
Sementara dari sisi pasar keuangan, rupiah dalam sebulan terakhir berhasil menguat 4,38% terhadap dolar. "Artinya fokus BI tidak hanya menjaga stabilitas disektor keuangan, tapi juga perlu memberikan relaksasi moneter ke pelaku usaha riil," tukasnya.
(akr)