Aset Bank Panin Naik 6,1% di 2015
A
A
A
JAKARTA - Bank Panin mencatatkan total aset sebesar Rp183,12 triliun sepanjang tahun 2015. Nilai tersebut berhasil meningkat 6,1% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp172.64 triliun. Kinerja keuangan selama tahun 2015 didorong oleh pertumbuhan kredit yang berhasil disalurkan meningkat 5,32% menjadi Rp126,84 triliun di tahun 2015.
Direktur Utama Bank Panin Herwidayatmo mengatakan di tahun lalu pihaknya justru mencatatkan penurunan laba bersih. Laba bersih perseroan mengalami penurunan 36,1% menjadi Rp1,3 triliun. Alasan penurunan laba bersih pada 2015 ini disebabkan karena bank menaikkan biaya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN sebesar 158% menjadi Rp 1,37 triliun. Kenaikan CKPN ini salah satunya karena NPL bank mengalami kenaikan menjadi 2,41% dari tahun lalu 2,05%.
“Pada 2015, kami mencatatkan kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 16,1%, dan total aset juga naik 6,1% menjadi Rp 183,12 triliun,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (25/2/2016).
Pada 2016 ini, lanjut dia Bank Panin akan meningkatkan kinerja dengan menggenjot produk dan pelayanan yang inovatif dan bernilai tambah melalui cross selling dengan perusahaan anak dan perusahaan afiliasi. Peningkatan produk ini utamanya menurutnya berasal dari produk perbankan syariah dan produk bancassurance yang dipasarkan melalui Divisi Wealth Management.
Kenaikan aset ini selain dari laba, dijelaskan juga disebabkan karena selisih penilaian kembali aset tetap atau revaluasi aset sebesar Rp 6 triliun. Dari sisi bisnis intermediasi yaitu kenaikan penyaluran kredit, pada 2015 tercatat Bank Panin masih di bawah rata-rata industri perbankan yaitu hanya 5,32% atau Rp126,8 triliun.
Kenaikan kredit ini menurut Herwid, salah satunya dikontribusikan dari kenaikan kredit korporasi. Sebagai gambaran pada 2015 lalu, porsi terbesar kredit masih didominasi oleh kredit komersial sebesar Rp 49,9 triliun kemudian disusul kredit konsumen sebesar Rp 28,9 triliun. Herwin mengatakan kedua segmen kredit ini yaitu komersial dan konsumer mewakili 68,14% dari total kredit yang diberikan.
Total Ekuitas perseroan mencapai Rp30,81 triliun dengan rasio kecukupan modal atau CAR 19,94% dan rasio likuiditas atau LDR sudah mencapai 94,22%. Total dari pendapatan bunga mencapai Rp16,88 triliun, atau meningkat 9,2%, sedangkan dari Biaya Bunga sebesar Rp 9,71 triliun. Margin bunga bersih atau NIM meningkat menjadi 4,41% dari tahun sebelumnya sebesar 3,83%.
"Perseroan berhasil mengumpulkan Dana Pihak Ketiga mencapai Rp128,32 triliun dengan porsi Giro dan Tabungan mencapai 40% dari total Dana Pihak Ketiga. Program Tabungan dan perluasan basis nasabah berhasil meningkatkan DPK Bank secara berkesinambungan melalui re-branding dan sales management yang lebih inovatif," tandasnya.
Direktur Utama Bank Panin Herwidayatmo mengatakan di tahun lalu pihaknya justru mencatatkan penurunan laba bersih. Laba bersih perseroan mengalami penurunan 36,1% menjadi Rp1,3 triliun. Alasan penurunan laba bersih pada 2015 ini disebabkan karena bank menaikkan biaya Cadangan Kerugian Penurunan Nilai CKPN sebesar 158% menjadi Rp 1,37 triliun. Kenaikan CKPN ini salah satunya karena NPL bank mengalami kenaikan menjadi 2,41% dari tahun lalu 2,05%.
“Pada 2015, kami mencatatkan kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 16,1%, dan total aset juga naik 6,1% menjadi Rp 183,12 triliun,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (25/2/2016).
Pada 2016 ini, lanjut dia Bank Panin akan meningkatkan kinerja dengan menggenjot produk dan pelayanan yang inovatif dan bernilai tambah melalui cross selling dengan perusahaan anak dan perusahaan afiliasi. Peningkatan produk ini utamanya menurutnya berasal dari produk perbankan syariah dan produk bancassurance yang dipasarkan melalui Divisi Wealth Management.
Kenaikan aset ini selain dari laba, dijelaskan juga disebabkan karena selisih penilaian kembali aset tetap atau revaluasi aset sebesar Rp 6 triliun. Dari sisi bisnis intermediasi yaitu kenaikan penyaluran kredit, pada 2015 tercatat Bank Panin masih di bawah rata-rata industri perbankan yaitu hanya 5,32% atau Rp126,8 triliun.
Kenaikan kredit ini menurut Herwid, salah satunya dikontribusikan dari kenaikan kredit korporasi. Sebagai gambaran pada 2015 lalu, porsi terbesar kredit masih didominasi oleh kredit komersial sebesar Rp 49,9 triliun kemudian disusul kredit konsumen sebesar Rp 28,9 triliun. Herwin mengatakan kedua segmen kredit ini yaitu komersial dan konsumer mewakili 68,14% dari total kredit yang diberikan.
Total Ekuitas perseroan mencapai Rp30,81 triliun dengan rasio kecukupan modal atau CAR 19,94% dan rasio likuiditas atau LDR sudah mencapai 94,22%. Total dari pendapatan bunga mencapai Rp16,88 triliun, atau meningkat 9,2%, sedangkan dari Biaya Bunga sebesar Rp 9,71 triliun. Margin bunga bersih atau NIM meningkat menjadi 4,41% dari tahun sebelumnya sebesar 3,83%.
"Perseroan berhasil mengumpulkan Dana Pihak Ketiga mencapai Rp128,32 triliun dengan porsi Giro dan Tabungan mencapai 40% dari total Dana Pihak Ketiga. Program Tabungan dan perluasan basis nasabah berhasil meningkatkan DPK Bank secara berkesinambungan melalui re-branding dan sales management yang lebih inovatif," tandasnya.
(akr)