Taspen Gencar Perangi Penipuan Bagi-bagi Deviden
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Taspen (Persero) Iqbal Latanro mengatakan, pihaknya sekarang sedang gencar-gencarnya memerangi penipuan yang terjadi dan menyerang peserta dengan iming-iming bagi-bagi dividen. Iqbal bercerita, modus ini dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Si penipu, kata Iqbal akan menelpon peserta pensiun Taspen dan mengatakan target menang dividen PT Taspen namun harus membayarkan sejumlah uang untuk syarat administrasi yang jumlahnya tidak sedikit.
"Sekarang sangat banyak penipuan yang mengatasnamakan Taspen bagi-bagi dividen. Ini menyerang peserta Taspen dan sempat beberapa ada yang terkecoh. Mereka dapat dividen misalnya Rp100 juta. Tapi mesti bayar administrasi Rp10 juta," kata Iqbal, dalam keterangah tertulisnya, Sabtu (27/2/2016).
Iqbal menegaskan bahwa para peserta yang terdaftar di Taspen, tidak memiliki deviden. Deviden hanya dimiliki oleh pemerintah, bukan milik pensiunan.
Iqbal pun menyayangkan bahwa yang tertipu dengan iming-iming tersebut bukanlah masyarakat yang tidak beredukasi tinggi, melainkan dari kalangan profesor pun juga sempat terkena hadiah bodong tersebut.
"Ini tadinya bagi saya, yang saya anggap bisa kena tipu adalah orang-orang yang tidak teredukasi. Tapi kenyataannya, profesor juga tertipu. Sehingga kami berharap itu dicegah," kata dia.
Untuk mencegah kejadian ini berlanjut dan menimbulkan dampak kerugian untuk peserta Taspen, diharapkan kepada semua peserta, jika menerima telfon yang mengatasnamakan Taspen dan mengatakan si peserta menang deviden, hendaknya langsung dikonfirmasi melalui call center Taspen di nomor 1-500-919.
Si penipu, kata Iqbal akan menelpon peserta pensiun Taspen dan mengatakan target menang dividen PT Taspen namun harus membayarkan sejumlah uang untuk syarat administrasi yang jumlahnya tidak sedikit.
"Sekarang sangat banyak penipuan yang mengatasnamakan Taspen bagi-bagi dividen. Ini menyerang peserta Taspen dan sempat beberapa ada yang terkecoh. Mereka dapat dividen misalnya Rp100 juta. Tapi mesti bayar administrasi Rp10 juta," kata Iqbal, dalam keterangah tertulisnya, Sabtu (27/2/2016).
Iqbal menegaskan bahwa para peserta yang terdaftar di Taspen, tidak memiliki deviden. Deviden hanya dimiliki oleh pemerintah, bukan milik pensiunan.
Iqbal pun menyayangkan bahwa yang tertipu dengan iming-iming tersebut bukanlah masyarakat yang tidak beredukasi tinggi, melainkan dari kalangan profesor pun juga sempat terkena hadiah bodong tersebut.
"Ini tadinya bagi saya, yang saya anggap bisa kena tipu adalah orang-orang yang tidak teredukasi. Tapi kenyataannya, profesor juga tertipu. Sehingga kami berharap itu dicegah," kata dia.
Untuk mencegah kejadian ini berlanjut dan menimbulkan dampak kerugian untuk peserta Taspen, diharapkan kepada semua peserta, jika menerima telfon yang mengatasnamakan Taspen dan mengatakan si peserta menang deviden, hendaknya langsung dikonfirmasi melalui call center Taspen di nomor 1-500-919.
(dol)