Ini Delapan Lokasi Kilang Minyak Mini Bidikan Pemerintah
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana membangun kilang minyak dan gas (migas) mini, untuk lebih mengefisienkan pendistribusian bahan bakar minyak (BBM) ke daerah terpencil (remote area). Setidaknya, terdapat delapan lokasi yang dibidik pemerintah untuk membangun kilang mini tersebut.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM I GN Wiratmaja Puja menuturkan, permintaan BBM di berbagai daerah terus naik. Sementara saat ini impornya masih tinggi, dan ongkos distribusi ke berbagai daerah tersebut juga semakin mahal. (Baca: Pemerintah Didesak Ambil Keputusan Kilang Mini di Bojonegoro)
"Sehingga kalau ada kilang mini, multiplier effect banyak sekali. Pajak salah satu hal positif yang juga kalkulasi bersama. Secara umum potensi kilang mini ada puluhan yang marginal field. Tapi ada sembilan kecil sekali, sehingga kita harus pilah-pilah," jelasnya di Hotel Aryaduta, Jakarta, Senin (7/3/2016).
Dia mengatakan, pemerintah sebelumnya telah mengeluarkan 24 izin pembangunan kilang baru, namun yang benar-benar rampung dan berproduksi hanya satu kilang. Karena itu, pemerintah akan benar-benar memilah lokasi yang potensial untuk pembangunan kilang mini tersebut. (Baca: Permen Kilang Mini Siap Terbit Juni 2016)
"Karena, dulu pernah dikeluarkan 24 izin kilang dan yang jadi hanya satu. Harusnya yang jadi kita kasih applause. Kita sampaikan dalam kajian kita, kita buat 8 cluster di lapangan. Nanti dilengkapi berapa jumlah berapa tahun," tandasnya.
Adapun 8 cluster yang dibidik pemerintah untuk pembangunan kilang mini tersebut adalah
1. Cluster I-Sumatera Utara (Rantau dan Pangkalan Susu) dengan produksi 3.617 barel per hari (bph)
2. Cluster II-Selat Panjang Malaka (EMP Malacca Strait dan Petroselat) dengan produksi 4.427 bph
3. Cluster III-Riau (Tonga, Siak, Pendalian, Langgak, West Area, Kisaran) dengan produksi 2.391 bph
4. Cluster IV-Jambi (Palmerah, Mengoepeh, Lemang, dan Karang Agung) dengan produksi 1.280 bph
5. Cluster V-Sumatera Selatan (Merangin II dan Ariodamar) dengan produksi 2.629 bph
6. Cluster VI-Kalimantan Selatan (Tanjung) dengan produksi 2.523 bph
7. Cluster VII-Kalimantan Utara (Bunyu, Sembakung, Mamburungan, dan Pamusian Juwata) dengan produksi 8.059 bph
8. Cluster VIII-Maluku (Osiel dan Bula) dengan produksi 3.641 bph
Baca Juga:
SKK Migas Siap Buka Keran Pasokan Minyak Kilang Mini TWU
Tak Punyak Cadangan Minyak, DPR Sebut RI Krisis Energi
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM I GN Wiratmaja Puja menuturkan, permintaan BBM di berbagai daerah terus naik. Sementara saat ini impornya masih tinggi, dan ongkos distribusi ke berbagai daerah tersebut juga semakin mahal. (Baca: Pemerintah Didesak Ambil Keputusan Kilang Mini di Bojonegoro)
"Sehingga kalau ada kilang mini, multiplier effect banyak sekali. Pajak salah satu hal positif yang juga kalkulasi bersama. Secara umum potensi kilang mini ada puluhan yang marginal field. Tapi ada sembilan kecil sekali, sehingga kita harus pilah-pilah," jelasnya di Hotel Aryaduta, Jakarta, Senin (7/3/2016).
Dia mengatakan, pemerintah sebelumnya telah mengeluarkan 24 izin pembangunan kilang baru, namun yang benar-benar rampung dan berproduksi hanya satu kilang. Karena itu, pemerintah akan benar-benar memilah lokasi yang potensial untuk pembangunan kilang mini tersebut. (Baca: Permen Kilang Mini Siap Terbit Juni 2016)
"Karena, dulu pernah dikeluarkan 24 izin kilang dan yang jadi hanya satu. Harusnya yang jadi kita kasih applause. Kita sampaikan dalam kajian kita, kita buat 8 cluster di lapangan. Nanti dilengkapi berapa jumlah berapa tahun," tandasnya.
Adapun 8 cluster yang dibidik pemerintah untuk pembangunan kilang mini tersebut adalah
1. Cluster I-Sumatera Utara (Rantau dan Pangkalan Susu) dengan produksi 3.617 barel per hari (bph)
2. Cluster II-Selat Panjang Malaka (EMP Malacca Strait dan Petroselat) dengan produksi 4.427 bph
3. Cluster III-Riau (Tonga, Siak, Pendalian, Langgak, West Area, Kisaran) dengan produksi 2.391 bph
4. Cluster IV-Jambi (Palmerah, Mengoepeh, Lemang, dan Karang Agung) dengan produksi 1.280 bph
5. Cluster V-Sumatera Selatan (Merangin II dan Ariodamar) dengan produksi 2.629 bph
6. Cluster VI-Kalimantan Selatan (Tanjung) dengan produksi 2.523 bph
7. Cluster VII-Kalimantan Utara (Bunyu, Sembakung, Mamburungan, dan Pamusian Juwata) dengan produksi 8.059 bph
8. Cluster VIII-Maluku (Osiel dan Bula) dengan produksi 3.641 bph
Baca Juga:
SKK Migas Siap Buka Keran Pasokan Minyak Kilang Mini TWU
Tak Punyak Cadangan Minyak, DPR Sebut RI Krisis Energi
(izz)