Sasar Pasar RI, Produsen Mie Jepang Urus Sertifikasi Halal

Rabu, 09 Maret 2016 - 15:55 WIB
Sasar Pasar RI, Produsen Mie Jepang Urus Sertifikasi Halal
Sasar Pasar RI, Produsen Mie Jepang Urus Sertifikasi Halal
A A A
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) lewat kantor perwakilan di Tokyo menerima minat dari perusahaan produsen handmade mie Jepang untuk berinvestasi di Indonesia. Diterangkan perusahaan yang terletak di Prefektur Hyogo ini siap mengurus berbagai persyaratan administrasi termasuk sertifikasi halal yang disyaratkan untuk produk-produk makanan yang membidik konsumen masyarakat Indonesia secara lebih luas.

Kepala BKPM, Franky Sibarani menyampaikan bahwa minat investasi yang disampaikan oleh produsen mie Jepang tersebut cukup menarik karena selama ini, perusahaan-perusahaan Jepang yang masuk ke Indonesia mayoritas berhubungan dengan industri otomotif dan komponen. “Ini menunjukkan bahwa minat investasi Jepang semakin beragam,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Sindonews di Jakarta, Rabu (9/3/2016).

Dia menambahkan menurutnya prefektur Hyogo selama ini merupakan salah satu prefektur di bawah wilayah perwakilan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Osaka yang kerap melakukan kegiatan promosi investasi dengan bekerjasama bersama perwakilan BKPM di Tokyo.

“Dari laporan yang diterima, saat ini banyak perusahaan Jepang mulai mempertimbangkan masuk ke Indonesia setelah melihat banyaknya restoran maupun convenience store Jepang di Indonesia. Artinya mereka sudah memiliki pasar segmented sebagai modal untuk menjual produk mereka,” lanjutnya.

Lanjut dia, mengutip data yang disampaikan oleh perwakilan Jetro bahwa fasilitas yang ada seperti sekolah Jepang di Jakarta yang pada tahun 2014 mencapai 1.199 murid, kemudian secara nasional terdapat 16 ribu ekspatriat Jepang, sementara di Jakarta 10 ribu terdapat ekspat Jepang.

“Faktor-faktor mendasar tentang fasilitas ekspatriat di Jakarta khususnya ekspatriat Jepang tersebut justru menjadi informasi yang mendorong munculnya minat-minat investasi baru dari Jepang,” ungkapnya.

Sementara Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) Tokyo Saribua Siahaan mengemukakan bahwa selama ini, investasi dari negeri Sakura -julukan Jepang- tersebut banyak dikenal terdiri dari perusahaan elektronik, perusahaan otomotif dan komponen, serta produk garmen.

“Bidang usaha lainnya yang juga diminati adalah produksi semi konduktor dan alat-alat kelistrikan. IIPC Tokyo siap mengawal minat investasi yang disampaikan oleh investor dari Prefektur Hyogo tersebut,” imbuh pria yang akrab dipanggil Juice ini.

Seiring dengan mulainya ASEAN Economic Community, investor Jepang mulai melirik untuk mengembangkan usaha di sektor makanan. “Investor Jepang melihat bahwa ini merupakan peluang karena 40% plus penduduk ASEAN ada di Indonesia,” pungkasnya.

Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 6% dibandingkan periode 2014. Realisasi investasi Jepang tercatat sebesar USD2,87 miliar, dengan total proyek 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja.

Kontribusi utama investasi Jepang masih didominasi oleh sektor manufaktur, khususnya sektor Otomotif, elektronika dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi. Sedangkan untuk komitmen investasi Jepang di tahun 2015, nilainya mencapai USD8,1 miliar atau meningkat 95% dari tahun sebelumnya. Komitmen investasi tersebut berada di peringkat ketiga teratas dari daftar negara sumber komitmen investasi.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8329 seconds (0.1#10.140)