Blok Masela Ricuh, Tim Rizal Ramli Pede Shell-Inpex Tak Kabur

Jum'at, 11 Maret 2016 - 14:33 WIB
Blok Masela Ricuh, Tim...
Blok Masela Ricuh, Tim Rizal Ramli Pede Shell-Inpex Tak Kabur
A A A
JAKARTA - Kementerian Koordinator (Kemenko) Maritim dan Sumber Daya meyakini kekisruhan soal pemilihan skema pembangunan kilang Blok Masela, Maluku tidak akan membuat dua existing investor dalam hal ini Royal Dutch Shell dan Inpex Corporation hengkang dan membatalkan investasinya di Lapangan Abadi tersebut. Sebelumnya dikhawatirkan keributan antara dua menteri akan membuat operator tersebut pergi.

(Baca Juga: Dua Menteri Ribut Blok Masela, 65% Karyawan Inpex Terancam PHK)

Tenaga Ahli bidang Energi Kemenko Maritim Haposan Napitupulu mengatakan, sangat kecil kemungkinan dua investor tersebut hengkang dari Tanah Air. Apalagi, mereka telah mengetahui cadangan minyak dan gas yang ada di Blok Masela begitu besar.

"‎Mereka sudah menemukan cadangan begitu gede, saya yakin tidak akan ditinggalkan begitu saja itu blok. Ini terbesar di Indonesia. Sangat kecil kemungkinan investor hengkang," katanya di Gedung BPPT, Jakarta, Jumat (11/3/2016)

Apalagi, sambung mantan petinggi BP Migas ini, Inpex telah lama berinvestasi di Indonesia, seperti di Blok Mahakam ataupun di Blok Tangguh. "‎Di Central Sumatera juga banyak. Jadi sangat kecil probabilitynya untuk itu," imbuh dia.

Sementara itu, Tenaga Ahli ‎bidang Kebijakan Energi Menko Maritim dan Sumber Daya Abdul Rochim menuturkan, Inpex dan Shell tidak akan hengkang dari Indonesia karena mereka telah mengeluarkan investasi sekitar USD1 miliar hingga USD2 miliar untuk pengembangan Blok Masela, dan belum mendapatkan keuntungan apapun.

"‎Karena pembayaran itu, cost recovery baru bisa dikeluarkan kalau sudah produksi. Jadi ada uang gantung. Tidak mungkin dia lari. Walaupun memang lebih cepat diputuskan lebih bagus," tandasnya.

Awal kisruh Blok Masela diketahui karena perbedaan pendapat antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said yang menginginkan Blok Masela menggunakan kilang laut atau LNG terapung (floating LNG/offshore). Sementara Menteri Koordinator (Menko) Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli tetap bersikeras menggunakan skema kilang darat (onshore).
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7523 seconds (0.1#10.140)