Rentan Rugikan Ratusan Miliar, ISC Jaga Transparan Impor Minyak

Jum'at, 11 Maret 2016 - 18:47 WIB
Rentan Rugikan Ratusan Miliar, ISC Jaga Transparan Impor Minyak
Rentan Rugikan Ratusan Miliar, ISC Jaga Transparan Impor Minyak
A A A
JAKARTA - Pengadaan impor minyak mentah dan Bahan Bakar Minyak (BBM) dijelaskan rentan merugikan negara hingga mencapai ratusan miliar rupiah, jika terjadi penyelewengan. Vice President Marketing Development Integrated Supply Chain ISC, Hasto Wibowo mengibaratkan apabila ada oknum yang menggelapkan uang impor BBM jenis premium hanya sebesar 10 sen per barel saja, maka negara dapat rugi hingga Rp125 miliar per tahun.

Menurutnya angka tersebut didapatkan dari jumlah impor premium yang berada di angka 8 juta barel per bulan dikalikan dengan nominal contohnya sebanyak 10 sen/barel. "Paling mengundang perhatian impor premium. Kalau disentil (ditilep) 10 sen sama dengan Rp1.300. Mari kita hitung 8 juta kali 12 bulan sama dengan 96 juta barel kali Rp1.300 jadi ketemu Rp125 miliar, itu misal 10 sen padahal. Nah itu yang menarik," ujarnya di Jakarta, Jumat (11/3/2016).

(Baca Juga: Pertamina Bidik Penghematan Rp1,3 Triliun lewat ISC Tahun Ini)

Meski begitu PT Pertamina (Persero) telah penataan sistem pengadaan impor minyak mentah dan BBM dengan mengganti Pertamina Energy Trading Limited (Petral) menjadi ISC pada awal tahun lalu. Penataan tersebut diklaim berdampak positif bagi efisiensi Pertamina yang mampu menghemat anggaran perseroan sebesar USD208,1 juta atau sekitar Rp2,7 triliun (kurs Rp13.000).

Dia menambahkan ISC setelah bertransformasi dari Petral memiliki lima pilar untuk menjalankan reformasi pengadaan minyak mentah untuk Pertamina. "ISC saat ini punya lima pilar. Pertama untuk program di setiap area pengembangan hulu, lalu efisiensi semua lini, kemudian kilang, selanjutnya di infrastruktur dan marketing, terakhir di keuangan," ucap dia.

Lanjut dia dengan menjadi poros penjaga pengadaan minyak mentah bagi perusahaan pelat merah tersebut maka permainan proses tender ditargetkan harus transparan. "ISC berada di reformasi pengadaan minyak mentah. Jadi kalau disentil dikit, impactnya besar. Proses tender begitu saja tapi angkanya gede," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7152 seconds (0.1#10.140)