Pasar Properti Masih Stagnan
A
A
A
JAKARTA - Real Estate Indonesia (REI) melaporkan pasar properti di Jawa Tengah pada triwulan I 2016 masih stagnan. Meski ada kenaikan namun belum signifikan.
Wakil Ketua REI Jateng Bidang Tata Ruang, Joko Santoso mengatakan, tren penjualan perumahan di awal tahun biasanya mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Hanya untuk awal tahun ini pertumbuhannya belum cukup signifikan.
Dia mengaku, meski ada pertumbuhan dibandingkan tahun sebelumnya, namun belum sesuai dengan target capaian dari para pengembang.”Pencapaiannya belum sesuai dengan target yang diharapkan, tetapi sudah ada perbaikan,” ujarnya, di sela-sela pembukaan pameran REI Expo di Mal Ciputra, Semarang, Kamis (17/3/2016).
Menurutnya, kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya membaik membuat bisnis properti di Jateng belum begitu menggairahkan. Di sisi lain, upaya BI melakukan penurunan BI rate juga belum memberikan dampak terhadap penurunan suku bunga KPR.
Dia berharap, sesuai dengan anjuran dari pemerintah yang menginginkan suku bunga satu digit, kalangan perbankan bisa melakukan penyesuaian. “Suku bunga KPR jelas memberikan dampak terhadap penjualan rumah, karena selama ini 90% konsumen properti adalah kredit,” terangnya.
Joko mengatakan, realisasi pembangunan rumah sejahtera tapak di Jawa Tengah sepanjang 2015 lalu sebanyak 3.683 unit. Angka tersebut jauh dari yang ditargetkan yakni 10.384 unit. “Tahun ini target kita naik 15-20% dari realisasi tahun lalu,” imbuhnya.
Sementara itu, terkait dengan pameran REI Expo akan berlangsung mulai 17 Maret sampai 28 Maret mendatang. Panitia Pameran Juremi mengatakan, untuk pameran kali ini diikuti oleh 18 developer termasuk dua pengembang apartemen.
“Untuk pameran kali ini pengembang yang ikut adalah pengembang perumahan kategori rumah menengah ke atas, dengan harga di atas Rp300 juta per unit. Tidak seperti biasanya kita juga tidak ada stan pendukung, murni semua pengembang perumahan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, selama 12 hari pameran, pihaknya menargetkan penjualan 75 unit rumah. “Melihat kondisi pasar yang belum sepenuhnya membaik, kita tidak ingin mematok target penjualan terlalu tinggi,” pungkasnya.
Wakil Ketua REI Jateng Bidang Tata Ruang, Joko Santoso mengatakan, tren penjualan perumahan di awal tahun biasanya mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Hanya untuk awal tahun ini pertumbuhannya belum cukup signifikan.
Dia mengaku, meski ada pertumbuhan dibandingkan tahun sebelumnya, namun belum sesuai dengan target capaian dari para pengembang.”Pencapaiannya belum sesuai dengan target yang diharapkan, tetapi sudah ada perbaikan,” ujarnya, di sela-sela pembukaan pameran REI Expo di Mal Ciputra, Semarang, Kamis (17/3/2016).
Menurutnya, kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya membaik membuat bisnis properti di Jateng belum begitu menggairahkan. Di sisi lain, upaya BI melakukan penurunan BI rate juga belum memberikan dampak terhadap penurunan suku bunga KPR.
Dia berharap, sesuai dengan anjuran dari pemerintah yang menginginkan suku bunga satu digit, kalangan perbankan bisa melakukan penyesuaian. “Suku bunga KPR jelas memberikan dampak terhadap penjualan rumah, karena selama ini 90% konsumen properti adalah kredit,” terangnya.
Joko mengatakan, realisasi pembangunan rumah sejahtera tapak di Jawa Tengah sepanjang 2015 lalu sebanyak 3.683 unit. Angka tersebut jauh dari yang ditargetkan yakni 10.384 unit. “Tahun ini target kita naik 15-20% dari realisasi tahun lalu,” imbuhnya.
Sementara itu, terkait dengan pameran REI Expo akan berlangsung mulai 17 Maret sampai 28 Maret mendatang. Panitia Pameran Juremi mengatakan, untuk pameran kali ini diikuti oleh 18 developer termasuk dua pengembang apartemen.
“Untuk pameran kali ini pengembang yang ikut adalah pengembang perumahan kategori rumah menengah ke atas, dengan harga di atas Rp300 juta per unit. Tidak seperti biasanya kita juga tidak ada stan pendukung, murni semua pengembang perumahan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, selama 12 hari pameran, pihaknya menargetkan penjualan 75 unit rumah. “Melihat kondisi pasar yang belum sepenuhnya membaik, kita tidak ingin mematok target penjualan terlalu tinggi,” pungkasnya.
(dmd)