Menteri ESDM Anggap Wajar Shell-Inpex PHK Karyawan
A
A
A
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menganggap wajar dengan langkah Inpex Corporation dan Shell Indonesia yang melakukan pemangkasan (downsizing) jumlah karyawan dan personilnya di Blok Masela, Maluku seiring dengan belum diputuskannya skema pengembangan kilang di Blok migas tersebut. Inpex sendiri berencana melakukan downsizing sebesar 40% karyawan.
(Baca Juga: Dua Menteri Ribut Blok Masela, 65% Karyawan Inpex Terancam PHK)
Dia menambahkan Inpex dan Shell memiliki ratusan karyawan yang disiapkan untuk mempercepat pengerjaan proyek Lapangan abadi tersebut. Sehingga dia menilai masuk akal jika dua existing investor tersebut melakukan penyesuaian karyawan lantaran tidak ada pekerjaan yang dapat dilakukan.
"Mereka ini kan punya beberapa ratus karyawan yang disiapkan untuk ini (Blok Masela), berarti saya kira masuk akal kalau kemudian sudah berbulan-bulan tidak ada pekerjaan yang cukup jadi mereka memutuskan melakukan penyesuaian," katanya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (18/3/2016).
Mantan Bos PT Pindad (Persero) ini menuturkan, pada dasarnya pemerintah terus ingin menjaga iklim investasi yang ada di Indonesia. Dia juga meyakinkan para pemilik Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), termasuk Inpex dan Shell bahwa setiap masalah akan ada penyelesaiannya.
"Secara individual saya bicara dengan semua potensial investor dengan KKKS untuk meyakinkan bahwa setiap masalah punya cara penyelesaian masing-masing. Jadi tidak bisa disamaratakan prosesnya. Saya optimis bahwa dalam keadaan sulit seperti ini tetap saja ada jalan dan mudah-mudahan tidak terulang," imbuh dia.
(Baca Juga: Blok Masela Ricuh, Tim Rizal Ramli Pede Shell-Inpex Tak Kabur)
Sementara terkait keputusan mengenai revisi Plan of Development (PoD) 1 yang diajukan existing operator Masela tersebut, Sudirman secara diplomatis menjawab bahwa dirinya akan menunggu kebijakan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Jawabannya tentang Masela sama yaitu Presiden udah mendengar seluruh pertimbangan, dan pasti saya juga meminta masukan dari banyak pihak. Jadi kita menunggu kebijakan bapak Presiden," tandasnya.
(Baca Juga: Dua Menteri Ribut Blok Masela, 65% Karyawan Inpex Terancam PHK)
Dia menambahkan Inpex dan Shell memiliki ratusan karyawan yang disiapkan untuk mempercepat pengerjaan proyek Lapangan abadi tersebut. Sehingga dia menilai masuk akal jika dua existing investor tersebut melakukan penyesuaian karyawan lantaran tidak ada pekerjaan yang dapat dilakukan.
"Mereka ini kan punya beberapa ratus karyawan yang disiapkan untuk ini (Blok Masela), berarti saya kira masuk akal kalau kemudian sudah berbulan-bulan tidak ada pekerjaan yang cukup jadi mereka memutuskan melakukan penyesuaian," katanya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (18/3/2016).
Mantan Bos PT Pindad (Persero) ini menuturkan, pada dasarnya pemerintah terus ingin menjaga iklim investasi yang ada di Indonesia. Dia juga meyakinkan para pemilik Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), termasuk Inpex dan Shell bahwa setiap masalah akan ada penyelesaiannya.
"Secara individual saya bicara dengan semua potensial investor dengan KKKS untuk meyakinkan bahwa setiap masalah punya cara penyelesaian masing-masing. Jadi tidak bisa disamaratakan prosesnya. Saya optimis bahwa dalam keadaan sulit seperti ini tetap saja ada jalan dan mudah-mudahan tidak terulang," imbuh dia.
(Baca Juga: Blok Masela Ricuh, Tim Rizal Ramli Pede Shell-Inpex Tak Kabur)
Sementara terkait keputusan mengenai revisi Plan of Development (PoD) 1 yang diajukan existing operator Masela tersebut, Sudirman secara diplomatis menjawab bahwa dirinya akan menunggu kebijakan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Jawabannya tentang Masela sama yaitu Presiden udah mendengar seluruh pertimbangan, dan pasti saya juga meminta masukan dari banyak pihak. Jadi kita menunggu kebijakan bapak Presiden," tandasnya.
(akr)