Permintaan Hunian Elit di Yogyakarta Masih Tinggi
A
A
A
YOGYAKARTA - Industri properti di Yogyakarta semakin meningkat setiap tahunnya. Ini ditunjang oleh statusnya sebagai ikon kota pelajar dan pariwisata. Alhasil, permintaan tingkat hunian baik apartemen maupun hunian elit semakin tinggi. Menengok potensi ini, Fasco Mansion meluncurkan dua kluster mewah dengan lokasi yang berlainan. Yaitu di kawasan Sleman dan Kabupaten Bantul.
General Manager Fasco Mansion, Tsani Kuswara memaparkan untuk perumahan elit di Sleman, berupa resor yang terdiri dari 54 unit, yang berada di lokasi strategis Rejondani Sleman. Perumahan ini dibanderol mulai Rp1,9 miliar-Rp3 miliar, dengan tipe mulai 80 m2 hingga 200 m2.
Adapun di daerah Kasihan, Bantul, yaitu kluster Fasco Village yang terdiri dari 71 unit dengan harga Rp400 jutaan per unit. Menurut Tsani, kedua hunian ini terserap baik dengan skema pembayaran yang berbeda.
“Untuk yang di Sleman, dari 54 unit tersisa enam unit saja. Sementara di Fasco Village terjual hampir 75%. Konsumen lebih membayar dengan cara tunai dibanding Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang ditawarkan bank,” ucapnya, Senin (4/4/206).
Permintaan besar juga terjadi pada Apartemen Tamansari Amarta. Menurut Staf Pemasaran Tamansari Amarta, Manggala Hadi mengatakan peluncuran hunian vertikal mereka yang dibanderol mulai Rp629 juta hingga Rp1,6 miliar diminati konsumen. Lokasi strategis di Jalan Palagan Tentara Pelajar menjadi kredit poin mereka.
Sama dengan Fasco Mansion, konsumen di Kota Gudeg ini lebih senang memilih dengan membayar cara cash keras. “KPRnya hanya sedikit, kebanyakan memilih bayar tunai,” ujar Manggala.
General Manager Fasco Mansion, Tsani Kuswara memaparkan untuk perumahan elit di Sleman, berupa resor yang terdiri dari 54 unit, yang berada di lokasi strategis Rejondani Sleman. Perumahan ini dibanderol mulai Rp1,9 miliar-Rp3 miliar, dengan tipe mulai 80 m2 hingga 200 m2.
Adapun di daerah Kasihan, Bantul, yaitu kluster Fasco Village yang terdiri dari 71 unit dengan harga Rp400 jutaan per unit. Menurut Tsani, kedua hunian ini terserap baik dengan skema pembayaran yang berbeda.
“Untuk yang di Sleman, dari 54 unit tersisa enam unit saja. Sementara di Fasco Village terjual hampir 75%. Konsumen lebih membayar dengan cara tunai dibanding Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang ditawarkan bank,” ucapnya, Senin (4/4/206).
Permintaan besar juga terjadi pada Apartemen Tamansari Amarta. Menurut Staf Pemasaran Tamansari Amarta, Manggala Hadi mengatakan peluncuran hunian vertikal mereka yang dibanderol mulai Rp629 juta hingga Rp1,6 miliar diminati konsumen. Lokasi strategis di Jalan Palagan Tentara Pelajar menjadi kredit poin mereka.
Sama dengan Fasco Mansion, konsumen di Kota Gudeg ini lebih senang memilih dengan membayar cara cash keras. “KPRnya hanya sedikit, kebanyakan memilih bayar tunai,” ujar Manggala.
(dmd)