Tiga Pemicu Inflasi di Kediri
A
A
A
KEDIRI - Kenaikan harga bawang merah, cabai rawit, cabai merah, bawang putih, tomat, kacang panjang, nangka muda, dan kangkung di pasar tradisional menjadi pemicu tingginya inflasi di kota Kediri, Jawa Timur. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri melansir angka inflasi mencapai 0,09% dengan indeks harga konsumen (IHK) 121,27% di bulan Maret 2016 lalu.
"Lebih tinggi dari inflasi bulan Februari 121,16%. Dan bulan Maret itu tertinggi di Jawa Timur," terang Kepala Kantor BPS Kota Kediri, Firda, pada Senin (4/4/2016).
Kenaikan harga komoditas pertanian tersebut disebabkan menurunnya produksi akibat bencana. Stok menjadi terbatas sehingga harga jual melambung.
Di luar komoditas pertanian, harga rokok kretek filter dan emas juga turut mendorong inflasi. Hal itu dipengaruhi tingkat kebutuhan masyarakat Kediri akan rokok cukup tinggi. Faktor adanya perusahaan rokok PT Gudang Garam dengan ribuan masyarakat sebagai buruh membuat konsumsi rokok lebih tinggi ketimbang kebutuhan lain.
Sektor peternakan seperti telur ayam ras, daging ayam ras hingga ikan pindang tongkol yang semakin mahal juga meroketkan inflasi. Firda berharap penurunan harga BBM mulai bulan April 2016 ini membuat ekonomi masyarakat kembali menguat. “Sebab BBM juga menjadi salah satu faktor tingginya inflasi bulan lalu, “terangnya.
Dalam kesempatan itu Firda juga menyebut inflasi terendah bulan Maret terjadi di Kota Malang dengan kisaran angka 0,02 %. Sedangkan daerah tingkat II Probolinggo dan Sumenep justru mengalami deflasi.
Sementara sejumlah masyarakat berharap penurunan harga BBM bisa menurunkan harga sembako. Seperti harga telur ras yang sebelumnya Rp12.000 per kilogram menjadi Rp10.500 per kilogram. "Harga sayuran hingga kini masih bertahan. Dengan turunnya harga BBM, harga sembako juga ikut turun," harap Ida, warga Kota Kediri.
"Lebih tinggi dari inflasi bulan Februari 121,16%. Dan bulan Maret itu tertinggi di Jawa Timur," terang Kepala Kantor BPS Kota Kediri, Firda, pada Senin (4/4/2016).
Kenaikan harga komoditas pertanian tersebut disebabkan menurunnya produksi akibat bencana. Stok menjadi terbatas sehingga harga jual melambung.
Di luar komoditas pertanian, harga rokok kretek filter dan emas juga turut mendorong inflasi. Hal itu dipengaruhi tingkat kebutuhan masyarakat Kediri akan rokok cukup tinggi. Faktor adanya perusahaan rokok PT Gudang Garam dengan ribuan masyarakat sebagai buruh membuat konsumsi rokok lebih tinggi ketimbang kebutuhan lain.
Sektor peternakan seperti telur ayam ras, daging ayam ras hingga ikan pindang tongkol yang semakin mahal juga meroketkan inflasi. Firda berharap penurunan harga BBM mulai bulan April 2016 ini membuat ekonomi masyarakat kembali menguat. “Sebab BBM juga menjadi salah satu faktor tingginya inflasi bulan lalu, “terangnya.
Dalam kesempatan itu Firda juga menyebut inflasi terendah bulan Maret terjadi di Kota Malang dengan kisaran angka 0,02 %. Sedangkan daerah tingkat II Probolinggo dan Sumenep justru mengalami deflasi.
Sementara sejumlah masyarakat berharap penurunan harga BBM bisa menurunkan harga sembako. Seperti harga telur ras yang sebelumnya Rp12.000 per kilogram menjadi Rp10.500 per kilogram. "Harga sayuran hingga kini masih bertahan. Dengan turunnya harga BBM, harga sembako juga ikut turun," harap Ida, warga Kota Kediri.
(dmd)