Pelindo IV Buka Direct Call ke Tiga Negara dari Papua Barat
A
A
A
JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia IV (Pelindo IV) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Pemerintah Provinsi Papua Barat dalam rencana pelayaran langsung (direct call) ekspor ke China, Korea Selatan (Korsel) dan Jepang.
Direktur Utama PT Pelindo IV Doso Agung mengatakan, melalui penandatanganan MoU antara Pemprov Papua Barat dan Kabupaten Manokwari ini disepakati langkah bersama dibidang ekonomi dan pengembangan pelabuhan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di wilayah Papua Barat melalui peningkatan ekspor berbagai komoditas andalan.
"Secara bertahap saya yakin setelah direct call Papua Barat kita akan dapat merealisasikan pelayaran langsung di Provinsi Papua dan Kalimantan, kuncinya adalah kerja keras dan komunikasi intensif dengan semua lini," kata dia dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (7/4/2016).
Dia juga menyampaikan, untuk dapat merealisasikan program direct call diperlukan dukungan semua pihak baik bea cukai, perindustrian perdagangan dan lainnya yang pada intinya adalah perlunya dilakukan deregulasi dan debirokratisasi prosedur ekspor.
Direct call di Makassar yang telah dilakukan lebih dahulu telah mampu meningkatkan indeks ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan secara nasional dan sekaligus mendorong tumbuhnya usaha usaha mikro dan makro yang berorientasi ekspor.
"Selain membuka pelayaran langsung dari Papua Barat dan Makassar, dalam waktu dekat Pelindo IV akan melaksanakan program direct call juga di Provinsi Papua dan Kalimantan Timur serta Kalimantan Utara. Program tersebut rencananya akan diselesaikan dalam 1-2 bulan sesuai arahan Presiden dan Wakil Presiden," paparnya.
Sementara itu, Gubernur Papua Barat Abraham Octavianus Atururi menyatakan dibukanya simpul perdagangan ekspor langsung ini akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan menggairahkan pengusaha Papua Barat dalam rangka era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Karena dengan pengapalan langsung (direct call) ke negara tujuan dari papua barat akan memangkas waktu pengapalan sedikitnya 10 hari dan biaya logistik mencapai hampir USD600 hingga USD800," jelas dia.
Sebelumnya komoditas ekspor Papua Barat harus beberapa kali bongkar muat atau double handling di pelabuhan Surabaya, Jakarta dan transit di Singapura sebelum akhirnya mencapai tiga negara tujuan utama ekspor komoditinya yaitu China, Korea dan Jepang.
Direktur Utama PT Pelindo IV Doso Agung mengatakan, melalui penandatanganan MoU antara Pemprov Papua Barat dan Kabupaten Manokwari ini disepakati langkah bersama dibidang ekonomi dan pengembangan pelabuhan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di wilayah Papua Barat melalui peningkatan ekspor berbagai komoditas andalan.
"Secara bertahap saya yakin setelah direct call Papua Barat kita akan dapat merealisasikan pelayaran langsung di Provinsi Papua dan Kalimantan, kuncinya adalah kerja keras dan komunikasi intensif dengan semua lini," kata dia dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (7/4/2016).
Dia juga menyampaikan, untuk dapat merealisasikan program direct call diperlukan dukungan semua pihak baik bea cukai, perindustrian perdagangan dan lainnya yang pada intinya adalah perlunya dilakukan deregulasi dan debirokratisasi prosedur ekspor.
Direct call di Makassar yang telah dilakukan lebih dahulu telah mampu meningkatkan indeks ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan secara nasional dan sekaligus mendorong tumbuhnya usaha usaha mikro dan makro yang berorientasi ekspor.
"Selain membuka pelayaran langsung dari Papua Barat dan Makassar, dalam waktu dekat Pelindo IV akan melaksanakan program direct call juga di Provinsi Papua dan Kalimantan Timur serta Kalimantan Utara. Program tersebut rencananya akan diselesaikan dalam 1-2 bulan sesuai arahan Presiden dan Wakil Presiden," paparnya.
Sementara itu, Gubernur Papua Barat Abraham Octavianus Atururi menyatakan dibukanya simpul perdagangan ekspor langsung ini akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan menggairahkan pengusaha Papua Barat dalam rangka era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Karena dengan pengapalan langsung (direct call) ke negara tujuan dari papua barat akan memangkas waktu pengapalan sedikitnya 10 hari dan biaya logistik mencapai hampir USD600 hingga USD800," jelas dia.
Sebelumnya komoditas ekspor Papua Barat harus beberapa kali bongkar muat atau double handling di pelabuhan Surabaya, Jakarta dan transit di Singapura sebelum akhirnya mencapai tiga negara tujuan utama ekspor komoditinya yaitu China, Korea dan Jepang.
(izz)