Penuhi Capex, Adhi Karya Cari Pendanaan Rp770 Miliar
A
A
A
JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) tahun ini berencana mencari pendanaan sebesar Rp770 miliar yang akan digunakan untuk kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp1,1 triliun.
Direktur Keuangan Adhi Karya Harris Gunawan mengatakan, perseroan terus menggarap pembangunan infrastruktur di Indonesia. Anggaran tersebut diambil dari belanja modal tahun ini sebanyak Rp1,1 triliun.
Lebih lanjut dia menjelaskan, capex untuk pembangunan infrastruktur dibagi atas pendanaan internal sebesar 30%. Sementara, sisanya sekitar 70% atau senilai Rp770 miliar mengambil kredit dari perbankan.
"Kami akan mengambil fasilitas pinjaman perbankan sekitar 70% atau kurang lebih Rp770 miliar," kata Harris kepada sejumlah media di Jakarta, Selasa (12/4/2016).
Emiten konstruksi pelat merah tersebut, pada pekan ini akan melakukan peminjaman dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Adhi rencanannya akan mengantongi Rp500 miliar. "Minggu ini kami akan melakukan penandatangan fasilitas pinjaman dari Bank BRI sebesar Rp500 miliar," paparnya.
Menurut Harris, perseroan telah mengantongi fasilitas pinjaman perbankan sebesar Rp4,5 triliun hingga kuartal I/2016. Di antaranya berasal dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Eximbank dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
"Hingga akhir kuartal I/2016 kami sudah memperoleh pinjaman Rp4,5 triliun, khusus dari Bank Jabar Baten kami memperoleh Rp500 miliar dan Eximbank sekitar Rp1 triliun," ujar dia.
Tahun ini, ADHI membutuhkan cash loan (pinjaman tunai) sebesar Rp5 triliun sebagai modal kerja untuk menggarap Rp25 triliun order book. Perseroan juga tidak terlalu gencar berekspansi tahun ini karena akan lebih fokus ke proyek LRT. Hingga akhir kuartal I/2016, ADHI telah mengantongi kontrak baru Rp2,3 triliun atau 9,1% dari target tahun ini sebesar Rp25,1 triliun.
"ADHI tahun ini belum memiliki rencana menerbitkan obligasi. Dalam road map kita belum ada obligasi, tahun depan baru terbitlkan obligasi atau MTN," tutupnya.
Direktur Keuangan Adhi Karya Harris Gunawan mengatakan, perseroan terus menggarap pembangunan infrastruktur di Indonesia. Anggaran tersebut diambil dari belanja modal tahun ini sebanyak Rp1,1 triliun.
Lebih lanjut dia menjelaskan, capex untuk pembangunan infrastruktur dibagi atas pendanaan internal sebesar 30%. Sementara, sisanya sekitar 70% atau senilai Rp770 miliar mengambil kredit dari perbankan.
"Kami akan mengambil fasilitas pinjaman perbankan sekitar 70% atau kurang lebih Rp770 miliar," kata Harris kepada sejumlah media di Jakarta, Selasa (12/4/2016).
Emiten konstruksi pelat merah tersebut, pada pekan ini akan melakukan peminjaman dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Adhi rencanannya akan mengantongi Rp500 miliar. "Minggu ini kami akan melakukan penandatangan fasilitas pinjaman dari Bank BRI sebesar Rp500 miliar," paparnya.
Menurut Harris, perseroan telah mengantongi fasilitas pinjaman perbankan sebesar Rp4,5 triliun hingga kuartal I/2016. Di antaranya berasal dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Eximbank dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI).
"Hingga akhir kuartal I/2016 kami sudah memperoleh pinjaman Rp4,5 triliun, khusus dari Bank Jabar Baten kami memperoleh Rp500 miliar dan Eximbank sekitar Rp1 triliun," ujar dia.
Tahun ini, ADHI membutuhkan cash loan (pinjaman tunai) sebesar Rp5 triliun sebagai modal kerja untuk menggarap Rp25 triliun order book. Perseroan juga tidak terlalu gencar berekspansi tahun ini karena akan lebih fokus ke proyek LRT. Hingga akhir kuartal I/2016, ADHI telah mengantongi kontrak baru Rp2,3 triliun atau 9,1% dari target tahun ini sebesar Rp25,1 triliun.
"ADHI tahun ini belum memiliki rencana menerbitkan obligasi. Dalam road map kita belum ada obligasi, tahun depan baru terbitlkan obligasi atau MTN," tutupnya.
(izz)