Peminat Asuransi Rumah di Yogyakarta Meningkat

Jum'at, 15 April 2016 - 01:07 WIB
Peminat Asuransi Rumah...
Peminat Asuransi Rumah di Yogyakarta Meningkat
A A A
YOGYAKARTA - Para pelaku bisnis asuransi menyarankan masyarakat mengasuransikan tempat tinggal mereka. Hanya dengan premi yang cukup murah, risiko kehilangan tempat tinggal bisa diminimalisir. Terlebih, Yogyakarta merupakan salah satu wilayah yang berada di kawasan rawan bencana.

Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia, Ade Body Satria mengungkapkan, gempa bumi yang cukup dahsyat dan meluluhlantakan ribuan rumah di Kabupaten Bantul serta Kabupaten Kota lainnya menjadi sebuah pelajaran. Apalagi hantaman erupsi Gunung Merapi yang juga menghanguskan puluhan rumah memang menambah daftar bencana yang bisa mengancam Yogyakarta sewaktu-waktu.

“Karena berada di kawasan rawan bencana, maka sebaiknya diasuransikan,”ujarnya.

Peserta asuransi rumah dibebankan premi tahunan yang tidak terlalu besar. Setiap tahun, peserta hanya perlu membayar premi senilai 0,48%-0,58% dari harga rumah, di luar harga tanah. Besaran premi ini berdasarkan ketentuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Body menjelaskan, rumah yang mendapat jaminan adalah yang jadi korban kebakaran, sambaran petir, ledakan, tertimpa pesawat terbang, dan korban asap.

Dengan premi yang cukup murah itu, sebenarnya pemilik rumah bisa mengalihkan risiko mereka kepada perusahaan asuransi. Ketika terjadi kerusuhan atau gempa bumi yang meluluhlantakan rumah mereka, pihak asuransi akan segera menggantinya. Pemilik rumah tidak perlu khawatir dengan biaya yang digunakan untuk membangun kembali rumah mereka.

Body mengatakan, pascabencana gempa bumi 2006, peminat asuransi rumah semakin tumbuh. Sebab, masyarakat mulai menyadari pentingnya asuransi untuk melindungi aset mereka selain asuransi jiwa. Menurutnya, sebelum 2006 jarang sekali yang pakai asuransi rumah, begitu juga dengan asuransi kendaraan.

“Dulu masih sangat jarang, mereka belum paham arti penting asuransi," ujar dia.

Tetapi setelah gempa bumi besar melanda Yogyakarta 2006 lalu, pasar asuransi rumah dan kendaraan terus berkembang. Bencana gempa bumi yang banyak merusak rumah huni di kabupaten Bantul membuat orang semakin sadar bahwa hanya dengan pertambahan nilai premi yang kecil, masyarakat mendapatkan manfaat yang lebih luas.

Wakil Ketua Bidang Peraturan dan Hukum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia, Prabowo Joko Susilo mengaku bisnis asuransi memiliki prospek yang bagus. Sebab, dilihat dari rasio klaim juga masih di bawah 50% atau dengan kata lain ia menyebut industri asuransi tidak mengalami kerugian. “Meski sudah ada BPJS, tetapi kami tetap optimistis akan tumbuh,”tandasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7207 seconds (0.1#10.140)