Ekspor RI Maret Naik 4,25% Terdorong Dua Kilang Minyak
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2016 meningkat 4,25% dibanding Februari 2016 dari USD11,31 miliar menjadi USD11,79 miliar, atau turun 13,51% jika dibanding Maret 2015. Peningkatan ekspor ini salah satunya ditopang naiknya ekspor migas sebesar 10,40% dari sebelumnya USD1,11 miliar menjadi USD1,22 miliar.
(Baca:Neraca Perdagangan Maret Surplus USD497 Juta)
Kepala BPS Suryamin mengatakan, terkereknya ekspor migas pada Maret 2016 disebabkan karena telah beroperasinya dua kilang minyak di dalam negeri dan menyebabkan terjadinya pemrosesan di dalam negeri. Sehingga, ekspor hasil minyak meningkat 13,15% menjadi USD62,7 juta, dan ekspor minyak mentah naik 17,19% menjadi USD558,6 juta.
Dia mengungkapkan, dua kilang yang telah beroperasi tersebut adalah kilang Tuban milik PT Trans Pacific Petrochemical (TPPI) dan kilang Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Cilacap. "Ekspor migas kita naik karena adanya pemrosesan dalam negeri. Jadi, impor minyak turun karena kita sudah proses di dua kilang," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (15/4/2016).
Selain itu, ekspor migas naik juga disebabkan oleh ekspor gas yang naik dari 4,58% menjadi USD607,9 juta. Volume ekspor migas Maret 2016 terhadap Februari 2016 untuk hasil minyak, gas, dan minyak mentah masing-masing naik 4,86%, 6,65%, dan 15,87%.
"Sementara, harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia naik dari USD28,92 per barel pada Februari 2016 menjadi USD34,19 per barel pada Maret 2016," imbuhnya.
Suryamin mengatakan, peningkatan ekspor Maret 2016 juga disebabkan meningkatnya ekspor nonmigas 3,58% dari USD10,19 miliar menjadi USD10,56 miliar. Namun, secara kumulatif nilai ekspor Indonesia periode Januari-Maret 2016 mencapai USD33,58 miliar juta atau turun 14% dibanding periode sama tahun lalu. "Ekspor kumulatif nonmigas mencapai USD30,13 miliar atau menurun 9,64%," tandas dia.
(Baca:Neraca Perdagangan Maret Surplus USD497 Juta)
Kepala BPS Suryamin mengatakan, terkereknya ekspor migas pada Maret 2016 disebabkan karena telah beroperasinya dua kilang minyak di dalam negeri dan menyebabkan terjadinya pemrosesan di dalam negeri. Sehingga, ekspor hasil minyak meningkat 13,15% menjadi USD62,7 juta, dan ekspor minyak mentah naik 17,19% menjadi USD558,6 juta.
Dia mengungkapkan, dua kilang yang telah beroperasi tersebut adalah kilang Tuban milik PT Trans Pacific Petrochemical (TPPI) dan kilang Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Cilacap. "Ekspor migas kita naik karena adanya pemrosesan dalam negeri. Jadi, impor minyak turun karena kita sudah proses di dua kilang," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (15/4/2016).
Selain itu, ekspor migas naik juga disebabkan oleh ekspor gas yang naik dari 4,58% menjadi USD607,9 juta. Volume ekspor migas Maret 2016 terhadap Februari 2016 untuk hasil minyak, gas, dan minyak mentah masing-masing naik 4,86%, 6,65%, dan 15,87%.
"Sementara, harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia naik dari USD28,92 per barel pada Februari 2016 menjadi USD34,19 per barel pada Maret 2016," imbuhnya.
Suryamin mengatakan, peningkatan ekspor Maret 2016 juga disebabkan meningkatnya ekspor nonmigas 3,58% dari USD10,19 miliar menjadi USD10,56 miliar. Namun, secara kumulatif nilai ekspor Indonesia periode Januari-Maret 2016 mencapai USD33,58 miliar juta atau turun 14% dibanding periode sama tahun lalu. "Ekspor kumulatif nonmigas mencapai USD30,13 miliar atau menurun 9,64%," tandas dia.
(izz)