BPS Catat Impor Maret Naik 11,01% Jadi USD11,30 M
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai impor Indonesia pada Maret 2016 naik 11,01% atau meningkat USD1,1 miliar menjadi USD11,30 miliar. Peningkatan ini terjadi baik impor migas maupun nonmigas.
Kepala BPS Suryamin menyebutkan, impor migas pada Maret 2016 meningkat 36,25% menjadi USD407 juta. Sementara, ekspor nonmigas terkerek 7,88% menjadi USD713,2 juta. "Peningkatan impor migas ini dipicu naiknya nilai impor minyak mentah sebesar 91,48% menjadi USD297,3 juta, hasil minyak yang meningkat 10,77% menjadi USD74,2 juta, serta gas yang naik 32,57% menjadi USD35,5 juta," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (15/4/2016).
Kendati dibanding bulan lalu terjadi peningkatan impor, namun secara kumulatif nilai impor Indonesia pada Januari-Maret 2016 turun 13,05% menjadi USD31,9 miliar atau turun USD4,7 miliar dibanding periode sama tahun sebelumnya. Penurunan terjadi pada impor migas dan nonmigas yang masing-masing naik 36,51% dan 8,37%.
Suryamin menambahkan, selama 13 bulan terakhir, nilai impor migas tertinggi tercatat pada Juni 2015 dengan nilai mencapai USD2,5 miliar dan terendah terjadi pada Februari 2016, yaitu USD1,1 miliar. "Sementara itu, nilai impor nonmigas tertinggi tercatat di Juni 2015 yaitu USD10,4 miliar dan terendah di Juli 2015 sebesar USD7,7 miliar," imbuh dia.
Sementara, dari sisi peranan terhadap total impor nonmigas pada Januari-Maret 3016, negara-negara ASEAN menjadi penyumbang terbesar dengan share 22,77% atau sekitar USD6,3 miliar, diikuti Uni Eropa 9,69% atau USD2,7 miliar.
"Sedangkan, 13 negara utama memberikan peranan 79,09%. Dan China masih menjadi negara asal impor terbesar Indonesia dengan peranan 25,40% atau USD7,1 miliar," pungkasnya.
Baca Juga:
Neraca Perdagangan Maret Surplus USD497 Juta
Ekspor RI Maret Naik 4,25% Terdorong Dua Kilang Minyak
Kepala BPS Suryamin menyebutkan, impor migas pada Maret 2016 meningkat 36,25% menjadi USD407 juta. Sementara, ekspor nonmigas terkerek 7,88% menjadi USD713,2 juta. "Peningkatan impor migas ini dipicu naiknya nilai impor minyak mentah sebesar 91,48% menjadi USD297,3 juta, hasil minyak yang meningkat 10,77% menjadi USD74,2 juta, serta gas yang naik 32,57% menjadi USD35,5 juta," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (15/4/2016).
Kendati dibanding bulan lalu terjadi peningkatan impor, namun secara kumulatif nilai impor Indonesia pada Januari-Maret 2016 turun 13,05% menjadi USD31,9 miliar atau turun USD4,7 miliar dibanding periode sama tahun sebelumnya. Penurunan terjadi pada impor migas dan nonmigas yang masing-masing naik 36,51% dan 8,37%.
Suryamin menambahkan, selama 13 bulan terakhir, nilai impor migas tertinggi tercatat pada Juni 2015 dengan nilai mencapai USD2,5 miliar dan terendah terjadi pada Februari 2016, yaitu USD1,1 miliar. "Sementara itu, nilai impor nonmigas tertinggi tercatat di Juni 2015 yaitu USD10,4 miliar dan terendah di Juli 2015 sebesar USD7,7 miliar," imbuh dia.
Sementara, dari sisi peranan terhadap total impor nonmigas pada Januari-Maret 3016, negara-negara ASEAN menjadi penyumbang terbesar dengan share 22,77% atau sekitar USD6,3 miliar, diikuti Uni Eropa 9,69% atau USD2,7 miliar.
"Sedangkan, 13 negara utama memberikan peranan 79,09%. Dan China masih menjadi negara asal impor terbesar Indonesia dengan peranan 25,40% atau USD7,1 miliar," pungkasnya.
Baca Juga:
Neraca Perdagangan Maret Surplus USD497 Juta
Ekspor RI Maret Naik 4,25% Terdorong Dua Kilang Minyak
(izz)