Gandeng BP Berau, PLN Amankan Pasokan Gas
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) menandatangani amandemen Perjanjian Jual-Beli Gas (PJGB) dengan BP Berau Ltd., selaku pemasok gas dari lapangan Gas Tangguh, Teluk Bintuni, Papua Barat. Alokasi dan harga gas bumi ini dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik perseroan hingga kapasitas 4.284 megawatt (MW).
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengatakan, kebutuhan gas domestik sangat meningkat, sehingga Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) memberikan kontinuitas untuk mengalokasikan sebagian gasnya demi kebutuhan domestik.
PJBG yang ditandatangani hari ini merupakan amandemen dari PJBG yang telah ditandatangani pada 17 Oktober 2014. Amandemen kontrak bertujuan untuk mengamankan pasokan gas pembangkit berbahan bakar gas untuk jangka waktu yang panjang.
"Tentunya, (bagi PLN) kontrak ini untuk mengamankan pasokan gas jangka panjang ke PLTG Amn (184 MW), PLTGU Belawan (800MW), 2 blok PLTGU Muara Karang (1.300 MW), dan 3 blok PLTGU Priok berkapasitas 2.000 MW," katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (15/4/2016).
Mantan Bos PT Pindad (Persero) ini menambahkan, perkiraan pendapatan negara yang akan didapatkan dari kerja sama ini adalah USD7,9 miliar untuk jangka waktu 15 tahun. Dengan adanya amandemen ini, terdapat penghematan bagi PLN hingga Rp2 triliun per tahun.
Amandemen PJBG ini juga tidak mengubah kewajiban bagi BP Berau untuk menyampaikan hasil studi penyediaan gas bagi industri pupuk di kawasan Teluk Bintuni sebesar 180 MMSCFD.
Selain itu, PJBG jangka panjang ini bukan hanya menguntungkan bagi PLN, tapi Juga bagi industri hulu migas. Hal ini lantaran bisa memberikan kepastian bagi para pembeli jangka panjang.
"Penjualan LNG Tangguh ke PLN adalah upaya pemerintah mengoptimalkan pengembangan hulu migas di tengah kondisi pasar LNG saat ini yang tengah oversupply di mana pembeli lebih memilih untuk membeli spot atau kontrak jangka pendek," imbuh dia.
Pasokan gas BP Berau kepada PLN akan meningkat secara bertahap sejak dimulainya pengiriman pertama hingga 2033. Perkiraan unloading kargo pertama pada 17 April 2016. Adapun rincian pengiriman pasokan gasnya adalah:
Periode l: tanggal mulai 31 Desember 2016, sebanyak 12 kargo per tahun.
Periode ll: 1 Januari 2017-31 Desember 2019, sebanyak 20 kargo pertahun.
Periode lll: 1 Januari 2020-31 Desember 2033, pengiriman hingga 44 kargo per tahun.
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengatakan, kebutuhan gas domestik sangat meningkat, sehingga Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) memberikan kontinuitas untuk mengalokasikan sebagian gasnya demi kebutuhan domestik.
PJBG yang ditandatangani hari ini merupakan amandemen dari PJBG yang telah ditandatangani pada 17 Oktober 2014. Amandemen kontrak bertujuan untuk mengamankan pasokan gas pembangkit berbahan bakar gas untuk jangka waktu yang panjang.
"Tentunya, (bagi PLN) kontrak ini untuk mengamankan pasokan gas jangka panjang ke PLTG Amn (184 MW), PLTGU Belawan (800MW), 2 blok PLTGU Muara Karang (1.300 MW), dan 3 blok PLTGU Priok berkapasitas 2.000 MW," katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (15/4/2016).
Mantan Bos PT Pindad (Persero) ini menambahkan, perkiraan pendapatan negara yang akan didapatkan dari kerja sama ini adalah USD7,9 miliar untuk jangka waktu 15 tahun. Dengan adanya amandemen ini, terdapat penghematan bagi PLN hingga Rp2 triliun per tahun.
Amandemen PJBG ini juga tidak mengubah kewajiban bagi BP Berau untuk menyampaikan hasil studi penyediaan gas bagi industri pupuk di kawasan Teluk Bintuni sebesar 180 MMSCFD.
Selain itu, PJBG jangka panjang ini bukan hanya menguntungkan bagi PLN, tapi Juga bagi industri hulu migas. Hal ini lantaran bisa memberikan kepastian bagi para pembeli jangka panjang.
"Penjualan LNG Tangguh ke PLN adalah upaya pemerintah mengoptimalkan pengembangan hulu migas di tengah kondisi pasar LNG saat ini yang tengah oversupply di mana pembeli lebih memilih untuk membeli spot atau kontrak jangka pendek," imbuh dia.
Pasokan gas BP Berau kepada PLN akan meningkat secara bertahap sejak dimulainya pengiriman pertama hingga 2033. Perkiraan unloading kargo pertama pada 17 April 2016. Adapun rincian pengiriman pasokan gasnya adalah:
Periode l: tanggal mulai 31 Desember 2016, sebanyak 12 kargo per tahun.
Periode ll: 1 Januari 2017-31 Desember 2019, sebanyak 20 kargo pertahun.
Periode lll: 1 Januari 2020-31 Desember 2033, pengiriman hingga 44 kargo per tahun.
(ven)