Petani Cengkih Buleleng Krisis Air, Ini Tindakan Sampoerna
A
A
A
SINGARAJA - Kebutuhan masyarakat akan air bersih adalah mutlak. Begitu pula masyarakat Buleleng di Bali, yang menggantungkan pencaharian dari sektor pertanian. Data Kementerian Lingkungan Hidup, jumlah lahan kritis di utara Pulau Bali ini, mencapai lebih dari separuh luas lahan pertanian. Padahal 30% pemasukan 600 ribu warga Buleleng dari sektor pertanian.
Pentingnya air bersih ini membuat PT HM Sampoerna Tbk., terjun untuk membantu fasilitas sanitasi dan air bersih di Buleleng. Sekitar 13 ribu warga di Desa Selat, Kecamanat Sukasada dan di Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Buleleng, kini dapat menikmatinya.
Air bersih disalurkan langsung dari sumber air ke rumah-rumah dan perkebunan warga yang mayoritas sebagai petani cengkih.
Secara simbolis, Manajer Tanggung Jawab Sosial Sampoerna, Taruli Aritonang menyerahkan fasilitas yang dibangun sejak November 2015 kepada Kepala Desa Gobleg, Komang Gede Kariawan, di Bale Tempek Desa Gobleg, Banjar, Kamis (21/4/2016).
Taruli mengatakan, program ini bertujuan untuk menyediakan akses air bersih bagi para warga di kedua desa, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun irigasi perkebunan cengkih. Perkebunan yang mendapatkan pengairan baik dapat meningkatkan kualitas hasil tanam dan nilai jual.
Dengan demikian, kesejahteraan warga pun meningkat. Selain itu, program ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan sanitasi yang baik.
Dalam kegiatan ini, Sampoerna bekerja sama dengan Yayasan IDEP Selaras Alam. Lembaga swadaya masyarakat berbasis di Bali yang salah satu fokusnya adalah manajemen lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.
Direktur Yayasan IDEP, Ade Andreawan mengatakan, program ini sejalan dengan visi Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, yakni meningkatkan akses masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan dasar, termasuk di bidang sanitasi dan air bersih.
“Sampoerna dan IDEP Selaras Alam tidak hanya membangun dan menyerahkan fasilitas air bersih dan sanitasi, tetapi kami juga melatih warga Desa Gobleg untuk merawat dan mengelolanya dengan baik untuk kepentingan jangka panjang,” ujar Ade.
Pentingnya air bersih ini membuat PT HM Sampoerna Tbk., terjun untuk membantu fasilitas sanitasi dan air bersih di Buleleng. Sekitar 13 ribu warga di Desa Selat, Kecamanat Sukasada dan di Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Buleleng, kini dapat menikmatinya.
Air bersih disalurkan langsung dari sumber air ke rumah-rumah dan perkebunan warga yang mayoritas sebagai petani cengkih.
Secara simbolis, Manajer Tanggung Jawab Sosial Sampoerna, Taruli Aritonang menyerahkan fasilitas yang dibangun sejak November 2015 kepada Kepala Desa Gobleg, Komang Gede Kariawan, di Bale Tempek Desa Gobleg, Banjar, Kamis (21/4/2016).
Taruli mengatakan, program ini bertujuan untuk menyediakan akses air bersih bagi para warga di kedua desa, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun irigasi perkebunan cengkih. Perkebunan yang mendapatkan pengairan baik dapat meningkatkan kualitas hasil tanam dan nilai jual.
Dengan demikian, kesejahteraan warga pun meningkat. Selain itu, program ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan sanitasi yang baik.
Dalam kegiatan ini, Sampoerna bekerja sama dengan Yayasan IDEP Selaras Alam. Lembaga swadaya masyarakat berbasis di Bali yang salah satu fokusnya adalah manajemen lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan.
Direktur Yayasan IDEP, Ade Andreawan mengatakan, program ini sejalan dengan visi Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, yakni meningkatkan akses masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan dasar, termasuk di bidang sanitasi dan air bersih.
“Sampoerna dan IDEP Selaras Alam tidak hanya membangun dan menyerahkan fasilitas air bersih dan sanitasi, tetapi kami juga melatih warga Desa Gobleg untuk merawat dan mengelolanya dengan baik untuk kepentingan jangka panjang,” ujar Ade.
(ven)