Standar Halal Berbeda, Produk RI Sulit Masuk Timur Tengah
A
A
A
DEPOK - Pemasaran produk dalam negeri ke wilayah Timur Tengah masih terkendala dengan berbagai aturan. Salah satunya terkait perbedaan standar halal yang diterapkan di Tanah Air dengan negara-negara Timur Tengah.
Ketua Komite Organisaasi Internasional Timur tengah dan OKI Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Irawati Hermawan menerangkan hal itu tengah menjadi fokus tahun ini agar produk Indonesia dapat diterima di pasar Timur Tengah. Salah satunya dengan mempelajari dan mengkaji berbagai indikator standar halal yang diterapkan Timur Tengah.
“Ada banyak hal standar halal, ini masih kami akan bahas lagi. Hal itu menyebabkan produk Indonesia sulit masuk ke Timur Tengah,” jelasnya yang juga menjabat sebagai Wakil Sekjen Masyarakat Transportasi Indonesia ini, Jumat (22/4/2016).
(Baca Juga: Indonesia-Timur Tengah Kembangkan Infrastruktur Mutu Produk Halal)
Dia menambahkan produk Asia yang justru lebih unggul dan diterima di Timur Tengah adalah produk negara tetangga Malaysia. Hal ini sangat disayangkan, padahal Indonesia negara muslim terbesar. “Malaysia lebih diterima, itu karena kita kurang advokasi,” tuturnya.
Karena itu, di menerangkan pihaknya fokus meningkatkan perdagangan Indonesia di kancah internasional salah satunya dengan fokus melengkapi syarat standar halal agar produk Indonesia dapat masuk di pasar Timur Tengah. Selama ini produk yang biasa dipasarkan disana adalah dalam bidang manufaktur, minyak dan gas.
“Ini mau kita diskusikan, kami ingin kembangkan terus oil dan gas disana,” tutup Irawati.
Ketua Komite Organisaasi Internasional Timur tengah dan OKI Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Irawati Hermawan menerangkan hal itu tengah menjadi fokus tahun ini agar produk Indonesia dapat diterima di pasar Timur Tengah. Salah satunya dengan mempelajari dan mengkaji berbagai indikator standar halal yang diterapkan Timur Tengah.
“Ada banyak hal standar halal, ini masih kami akan bahas lagi. Hal itu menyebabkan produk Indonesia sulit masuk ke Timur Tengah,” jelasnya yang juga menjabat sebagai Wakil Sekjen Masyarakat Transportasi Indonesia ini, Jumat (22/4/2016).
(Baca Juga: Indonesia-Timur Tengah Kembangkan Infrastruktur Mutu Produk Halal)
Dia menambahkan produk Asia yang justru lebih unggul dan diterima di Timur Tengah adalah produk negara tetangga Malaysia. Hal ini sangat disayangkan, padahal Indonesia negara muslim terbesar. “Malaysia lebih diterima, itu karena kita kurang advokasi,” tuturnya.
Karena itu, di menerangkan pihaknya fokus meningkatkan perdagangan Indonesia di kancah internasional salah satunya dengan fokus melengkapi syarat standar halal agar produk Indonesia dapat masuk di pasar Timur Tengah. Selama ini produk yang biasa dipasarkan disana adalah dalam bidang manufaktur, minyak dan gas.
“Ini mau kita diskusikan, kami ingin kembangkan terus oil dan gas disana,” tutup Irawati.
(akr)