Konsumsi Listrik Rendah, PLN Buka Layanan Satu Pintu
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) mengungkapkan bahwa konsumsi listrik di Indonesia masih sangat rendah dengan jumlah rata-rata pemakaian 700 KwH. Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun menjelaskan, angka tersebut tertinggal jauh dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam.
(Baca Juga: Tuding Tak Taat Aturan, Sudirman Said Sebut PLN Arogan)
Lantaran hal tersebut PLN membuat program layanan listrik satu pintu untuk meningkatkan jumlah konsumsi. "Layanan satu pintu ini hubungan dengan EODB (Ease of Doing Business) dan kaitannya dengan konsumsi listrik Indonesia masih sangat rendah hanya 700 KwH per kapita, padahal Malaysia sudah 2.000 KwH. Untuk Vietnam juga sudah lebih tinggi dari kita," ujarnya di Jakarta, Jumat (29/4/2016).
(Baca Juga: Sudirman Said Sindir Kinerja PLN Grasak Grusuk)
Dia menambahkan perusahaan memperoleh peringkat ke-46 dari 189 negara untuk penyediaan listrik, padahal pemerintah menargetkan bisa ada di posisi ke-23. "Untuk PLN, getting electricity-nya peringkat 46 dari 189 negara. Posisi terbaik adalah Islandia tapi kita ditargetkan peringkat 23, ini membuat kita deg-degan," katanya.
Menurutnya, kata kunci untuk memudahkan pelayanan hanya dengan melalui satu pintu. Dijelaskan nantinya server PLN dan Ditjen Ketenagalistrikan juga akan jadi satu. "Bila konsumen minta sambungan listrik tidak usah ke kantor PLN, cukup hubungi pakai gadget. Kami ingin masyarakat tidak kenal kantor PLN tapi cukup rasakan layanan," pungkasnya.
(Baca Juga: Tuding Tak Taat Aturan, Sudirman Said Sebut PLN Arogan)
Lantaran hal tersebut PLN membuat program layanan listrik satu pintu untuk meningkatkan jumlah konsumsi. "Layanan satu pintu ini hubungan dengan EODB (Ease of Doing Business) dan kaitannya dengan konsumsi listrik Indonesia masih sangat rendah hanya 700 KwH per kapita, padahal Malaysia sudah 2.000 KwH. Untuk Vietnam juga sudah lebih tinggi dari kita," ujarnya di Jakarta, Jumat (29/4/2016).
(Baca Juga: Sudirman Said Sindir Kinerja PLN Grasak Grusuk)
Dia menambahkan perusahaan memperoleh peringkat ke-46 dari 189 negara untuk penyediaan listrik, padahal pemerintah menargetkan bisa ada di posisi ke-23. "Untuk PLN, getting electricity-nya peringkat 46 dari 189 negara. Posisi terbaik adalah Islandia tapi kita ditargetkan peringkat 23, ini membuat kita deg-degan," katanya.
Menurutnya, kata kunci untuk memudahkan pelayanan hanya dengan melalui satu pintu. Dijelaskan nantinya server PLN dan Ditjen Ketenagalistrikan juga akan jadi satu. "Bila konsumen minta sambungan listrik tidak usah ke kantor PLN, cukup hubungi pakai gadget. Kami ingin masyarakat tidak kenal kantor PLN tapi cukup rasakan layanan," pungkasnya.
(akr)