Jelang Ramadan, Harga Komoditas di Jateng Mulai Turun
A
A
A
SEMARANG - Menjelang datangnya bulan Ramadan, perkembangan harga berbagai komoditas di Jawa Tengah pada bulan April 2016 secara umum justru mengalami penurunan.
Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Jawa Tengah, pada bulan April 2016 terjadi deflasi sebesar 0,46% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 122,04 lebih rendah dibandingkan bulan Maret 2016 yang mengalami inflasi sebesar 0,39% dengan IHK sebesar 122,60.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Margo Yuwono mengatakan, penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) yang diberlakukan pada awal April lalu memberikan banyak dampak terhadap perkembangan harga-harga komoditas di Jateng.
Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu BBM jenis solar dan premium mengalami penurunan harga sebesar Rp500 per liter. Untuk premium sebelumnya Rp7.050 per liter menjadi Rp6.550 per liter, sedangkan solar dari Rp5.650 per liter menjadi Rp5.150 per liter.
"Deflasi disebabkan penurunan harga ditunjukkan dengan terjadinya penurunan indeks pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,80 %, kelompok bahan makanan sebesar 1,12 % dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,01%," katanya, Senin (2/5/2016).
Dia menyebut beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada April 2016 antara lain: BBM, cabai merah, beras, cabai rawit, tarif listrik, daging ayam ras, kentang, udang basah, sawi hijau, angkutan udara, daging sapi, batu bata/batu tela, angkutan dalam kota, ikan lele dan kacang panjang.
"Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain minyak goreng, bawang merah, bawang putih, gula pasir, dan beberapa sayuran, " imbuhnya.
Margo Yuwono menyebutkan, berdasarkan kota yang di survei kebutuhan hidupnya, dua kota di Jateng mengalami deflasi tertinggi yaitu Kudus dan Tegal sebesar 0,63% dengan IHK masing-masing 128,35 dan 119,37 diikuti Kota Semarang sebesar 0,50% dengan IHK sebesar 121,74.
Kemudian Purwokerto sebesar 0,45% dengan IHK sebesar 120,76; Cilacap sebesar 0,38% dengan IHK sebesar 124,84 dan deflasi terendah terjadi di Kota Surakarta sebesar 0,19% dengan IHK sebesar 120,59.
Sementara itu berdasarkan pantauan harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar di Kota Semarang menunjukan kondisi yang cukup baik. Harga-harga komoditi pangan cenderung stabil bahkan banyak mengalami penurunan.
Salah seorang pedagang di Pasar Karangayu Semarang, Nurhayati mengaku, barang-barang seperti cabai merah, bawang merah dan telur ayam saat ini harganya sudah mengalami penurunan. Selain itu, daging ayam dan bawang putih serta minyak goreng juga mengalami hal sama.
“Harga-harga sekarang masih cukup stabil, seperti cabai merah besar masih Rp13 ribu, telur ayam Rp19 ribu, bawang putih Rp30 dan ayam potong Rp28 ribu,” katanya.
Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Jawa Tengah, pada bulan April 2016 terjadi deflasi sebesar 0,46% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 122,04 lebih rendah dibandingkan bulan Maret 2016 yang mengalami inflasi sebesar 0,39% dengan IHK sebesar 122,60.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Margo Yuwono mengatakan, penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) yang diberlakukan pada awal April lalu memberikan banyak dampak terhadap perkembangan harga-harga komoditas di Jateng.
Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu BBM jenis solar dan premium mengalami penurunan harga sebesar Rp500 per liter. Untuk premium sebelumnya Rp7.050 per liter menjadi Rp6.550 per liter, sedangkan solar dari Rp5.650 per liter menjadi Rp5.150 per liter.
"Deflasi disebabkan penurunan harga ditunjukkan dengan terjadinya penurunan indeks pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,80 %, kelompok bahan makanan sebesar 1,12 % dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,01%," katanya, Senin (2/5/2016).
Dia menyebut beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada April 2016 antara lain: BBM, cabai merah, beras, cabai rawit, tarif listrik, daging ayam ras, kentang, udang basah, sawi hijau, angkutan udara, daging sapi, batu bata/batu tela, angkutan dalam kota, ikan lele dan kacang panjang.
"Sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain minyak goreng, bawang merah, bawang putih, gula pasir, dan beberapa sayuran, " imbuhnya.
Margo Yuwono menyebutkan, berdasarkan kota yang di survei kebutuhan hidupnya, dua kota di Jateng mengalami deflasi tertinggi yaitu Kudus dan Tegal sebesar 0,63% dengan IHK masing-masing 128,35 dan 119,37 diikuti Kota Semarang sebesar 0,50% dengan IHK sebesar 121,74.
Kemudian Purwokerto sebesar 0,45% dengan IHK sebesar 120,76; Cilacap sebesar 0,38% dengan IHK sebesar 124,84 dan deflasi terendah terjadi di Kota Surakarta sebesar 0,19% dengan IHK sebesar 120,59.
Sementara itu berdasarkan pantauan harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar di Kota Semarang menunjukan kondisi yang cukup baik. Harga-harga komoditi pangan cenderung stabil bahkan banyak mengalami penurunan.
Salah seorang pedagang di Pasar Karangayu Semarang, Nurhayati mengaku, barang-barang seperti cabai merah, bawang merah dan telur ayam saat ini harganya sudah mengalami penurunan. Selain itu, daging ayam dan bawang putih serta minyak goreng juga mengalami hal sama.
“Harga-harga sekarang masih cukup stabil, seperti cabai merah besar masih Rp13 ribu, telur ayam Rp19 ribu, bawang putih Rp30 dan ayam potong Rp28 ribu,” katanya.
(ven)