BI dan IDB Tingkatkan Kualitas SDM Ekonomi Syariah
A
A
A
JAKARTA - Perkembangan ekonomi dan keuangan syariah yang pesat membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang tinggi dan terus meningkat, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Masih timpangnya permintaan dan penawaran SDM menjadi tantangan yang harus dihadapi semua pihak, baik akademisi, praktisi, regulator, dan lembaga multilateral.
Sebagai perwujudan komitmen untuk proaktif mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan Islam di Indonesia, Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan Islamic Research and Training Institute-Islamic Development Bank (IRTI-IDB) menyelenggarakan Seminar "Pengembangan Sumber Daya Manusia (Human Capital Development)" hari ini.
Seminar yang mengangkat tema "Mencetak Sumber Daya Manusia yang Kompetitif bagi Pemberdayaan Ekonomi (Producing Competitive Human Capital for Economic Empowerment)" tersebut menghadirkan Deputi Gubernur Bank Indonesia Hendar sebagai keynote speaker.
Kegiatan ini salah satu rangkaian kegiatan dari Pertemuan Tahunan ke-41 IDB Group. Pada kesempatan tersebut, Hendar menyampaikan tiga hal yang perlu diadopsi dalam pengembangan SDM syariah.
"Pertama link and match. Pengajaran ekonomi syariah harus dapat menyediakan materi pengajaran yang relevan dengan tantangan terkini, agar siap bersaing dan dapat memenuhi kebutuhan pasar," ujar Hendar, Jumat (13/5/2016).
Kedua, program pengembangan berbasis teknologi. Saat ini adalah era teknologi digital. Di bidang teknologi keuangan, banyak start-up yang menyediakan jasa keuangan dengan biaya yang lebih murah dan persyaratan yang lebih mudah.
"Sebagian start-up juga mulai menggunakan keuangan syariah sebagai model bisnisnya. Menurut hemat Saya, lulusan ekonomi syariah perlu menguasai pengetahuan di bidang teknologi di level tertentu mengingat industri keuangan saat ini menggunakan teknologi secara masif," papar Hendar.
Terakhir adalah menetapkan platform yang kokoh untuk kerja sama antar institusi pendidikan baik secara global maupun domestik. Dengan dukungan teknologi, kerja sama antara pihak berbeda dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Tujuan penyelenggaraan seminar ini adalah untuk mendiskusikan tantangan SDM syariah terkini di negara-negara berkembang terkait pemberdayaan ekonomi. Selain itu, dari diskusi ini akan diperoleh solusi terbaik dalam menghasilkan SDM yang kompetitif di tingkat nasional dan global bagi negara-negara berkembang.
Topik yang dibahas meliputi berbagai hal. Pertama, kebutuhan adanya roadmap tentang SDM yang kompetitif. Kedua, intervensi dan kontribusi IDB dalam membangun SDM yang kompetitif di pendidikan tinggi nasional dan Islam.
Ketiga, Beasiswa IDB dan kontribusinya untuk pengembangan SDM di Indonesia. Terakhir, strategi untuk mendorong pengembangan SDM di industri keuangan syariah.
Kegiatan ini diikuti oleh kalangan akademisi, praktisi, pesantren, regulator, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Badan Wakaf Indonesia (BWI), delegasi dari beberapa negara anggota IDB, kementerian terkait, serta lembaga multilateral seperti United Nations Development Programme (UNDP) dan IDB.
Sebagai perwujudan komitmen untuk proaktif mendorong pengembangan ekonomi dan keuangan Islam di Indonesia, Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan Islamic Research and Training Institute-Islamic Development Bank (IRTI-IDB) menyelenggarakan Seminar "Pengembangan Sumber Daya Manusia (Human Capital Development)" hari ini.
Seminar yang mengangkat tema "Mencetak Sumber Daya Manusia yang Kompetitif bagi Pemberdayaan Ekonomi (Producing Competitive Human Capital for Economic Empowerment)" tersebut menghadirkan Deputi Gubernur Bank Indonesia Hendar sebagai keynote speaker.
Kegiatan ini salah satu rangkaian kegiatan dari Pertemuan Tahunan ke-41 IDB Group. Pada kesempatan tersebut, Hendar menyampaikan tiga hal yang perlu diadopsi dalam pengembangan SDM syariah.
"Pertama link and match. Pengajaran ekonomi syariah harus dapat menyediakan materi pengajaran yang relevan dengan tantangan terkini, agar siap bersaing dan dapat memenuhi kebutuhan pasar," ujar Hendar, Jumat (13/5/2016).
Kedua, program pengembangan berbasis teknologi. Saat ini adalah era teknologi digital. Di bidang teknologi keuangan, banyak start-up yang menyediakan jasa keuangan dengan biaya yang lebih murah dan persyaratan yang lebih mudah.
"Sebagian start-up juga mulai menggunakan keuangan syariah sebagai model bisnisnya. Menurut hemat Saya, lulusan ekonomi syariah perlu menguasai pengetahuan di bidang teknologi di level tertentu mengingat industri keuangan saat ini menggunakan teknologi secara masif," papar Hendar.
Terakhir adalah menetapkan platform yang kokoh untuk kerja sama antar institusi pendidikan baik secara global maupun domestik. Dengan dukungan teknologi, kerja sama antara pihak berbeda dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Tujuan penyelenggaraan seminar ini adalah untuk mendiskusikan tantangan SDM syariah terkini di negara-negara berkembang terkait pemberdayaan ekonomi. Selain itu, dari diskusi ini akan diperoleh solusi terbaik dalam menghasilkan SDM yang kompetitif di tingkat nasional dan global bagi negara-negara berkembang.
Topik yang dibahas meliputi berbagai hal. Pertama, kebutuhan adanya roadmap tentang SDM yang kompetitif. Kedua, intervensi dan kontribusi IDB dalam membangun SDM yang kompetitif di pendidikan tinggi nasional dan Islam.
Ketiga, Beasiswa IDB dan kontribusinya untuk pengembangan SDM di Indonesia. Terakhir, strategi untuk mendorong pengembangan SDM di industri keuangan syariah.
Kegiatan ini diikuti oleh kalangan akademisi, praktisi, pesantren, regulator, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Badan Wakaf Indonesia (BWI), delegasi dari beberapa negara anggota IDB, kementerian terkait, serta lembaga multilateral seperti United Nations Development Programme (UNDP) dan IDB.
(izz)