Resep Menkeu Bambang supaya Negara Tidak Berutang Terus
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengatakan anggapan masyarakat yang menyatakan Indonesia sebagai negara yang utangnya banyak adalah salah.
Menurut dia, masih banyak negara-negara lain, bahkan lebih besar dari Indonesia memiliki utang besar. Dimana rasio utangnya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) lebih besar.
“Coba lihat negara-negara yang setara dengan kita atau lebih besar dari kita, budget deficit mereka lebih tinggi dari kita dan utangnya lebih besar," kata dia saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (23/5/2016).
Bekas Kepala Badan Kebijakan Fiskal ini menambahkan, tidak ada satupun negara di dunia yang tidak memiliki utang. Ini terbukti dimana negara-negara tersebut menggunakan kegiatan belanja mereka dengan utang.
"Mereka itu, anggarannya tidak ada yang surplus. Defisit rata-rata, dan mereka menutup kebutuhan anggaran belanja itu dengan utang. Pinjam ke negara lain. Negara lain yang dipinjami utang pun juga pinjam," sambung pria berusia 49 tahun itu.
Kendati demikian, Bambang menyampaikan resep supaya negara tak bergantung pada utang untuk menutupi budget deficit-nya, maka satu-satunya jalan dengan memperketat kebijakan perpajakan negara tersebut.
"Ini termasuk dalam kedaulatan. Sekarang masa iya, negara mau berutang terus? Dengan pemasukan pajak, UU pajak dan semakin memperkuatnya budget surplus, ya kita mesti meningkatkan penerimaan kita, supaya kita tidak pinjam-pinjam utang lagi," pungkasnya.
Menurut dia, masih banyak negara-negara lain, bahkan lebih besar dari Indonesia memiliki utang besar. Dimana rasio utangnya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) lebih besar.
“Coba lihat negara-negara yang setara dengan kita atau lebih besar dari kita, budget deficit mereka lebih tinggi dari kita dan utangnya lebih besar," kata dia saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (23/5/2016).
Bekas Kepala Badan Kebijakan Fiskal ini menambahkan, tidak ada satupun negara di dunia yang tidak memiliki utang. Ini terbukti dimana negara-negara tersebut menggunakan kegiatan belanja mereka dengan utang.
"Mereka itu, anggarannya tidak ada yang surplus. Defisit rata-rata, dan mereka menutup kebutuhan anggaran belanja itu dengan utang. Pinjam ke negara lain. Negara lain yang dipinjami utang pun juga pinjam," sambung pria berusia 49 tahun itu.
Kendati demikian, Bambang menyampaikan resep supaya negara tak bergantung pada utang untuk menutupi budget deficit-nya, maka satu-satunya jalan dengan memperketat kebijakan perpajakan negara tersebut.
"Ini termasuk dalam kedaulatan. Sekarang masa iya, negara mau berutang terus? Dengan pemasukan pajak, UU pajak dan semakin memperkuatnya budget surplus, ya kita mesti meningkatkan penerimaan kita, supaya kita tidak pinjam-pinjam utang lagi," pungkasnya.
(ven)