Wantimpres Antisipasi Lonjakan Harga Sembako
A
A
A
JAKARTA - Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menyesalkan Indonesia kerap mengalami gejolak harga bahan kebutuhan pokok (sembako) setiap jelang bulan Ramadhan ataupun Lebaran. Padahal, di negara Islam lain yang juga mengalami periode Puasa dan Lebaran tidak pernah terjadi lonjakan harga.
Anggota Wantimpres Suharso Manoarfa mengemukakan, Indonesia merupakan negara satu-satunya yang mengalami lonjakan harga sembako saat musim Puasa dan Lebaran. Bahkan, lonjakan harga terjadi di beberapa komoditas pangan pokok yang dibutuhkan masyarakat.
"Kita ini hanya satu-satunya negara yang menghadapi gejolak seperti ini kalau menjelang Puasa dan Lebaran. Ada negara Islam lainnya menghadapi yang sama (Puasa dan Lebaran), tetapi tidak seperti kita disini," katanya di Kantor Wantimpres, Jakarta, Jumat (27/5/2016).
(Baca Juga: Kendalikan Harga Sembako, Kemenhub Cabut Larangan Truk Pangan)
Dia berharap, pada periode Puasa dan Lebaran tahun ini pemerintah dapat menjaga stabilitas harga sembako. Selain itu, beberapa komoditas pangan yang menjadi kebutuhan prioritas masyarakat harus dipastikan pasokannya mencukupi.
"Kita ingin harga yang stabil. Maksudnya harga yang terjangkau dan pasokan aman. Jangan sampai seperti kata Presiden, saat menghadapi Lebaran ini (gejolak harga sembako) terjadi," imbuh dia.
Senada dengannya, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Pangan dan Agro Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Benny Pasaribu menilai bahwa negara Islam seperti Arab Saudi dan Malaysia tidak pernah terjadi kenaikan harga setiap jelang Puasa dan Lebaran. Sementara Indonesia, gejolak harga sembako selalu menjadi peristiwa rutin yang terjadi tiap tahunnya.
"Lebaran itu negara-negara di Arab enggak ada yang naik harganya. Stabil semua. Malaysia juga. Indonesia malah sudah naik 5%," tandasnya.
Anggota Wantimpres Suharso Manoarfa mengemukakan, Indonesia merupakan negara satu-satunya yang mengalami lonjakan harga sembako saat musim Puasa dan Lebaran. Bahkan, lonjakan harga terjadi di beberapa komoditas pangan pokok yang dibutuhkan masyarakat.
"Kita ini hanya satu-satunya negara yang menghadapi gejolak seperti ini kalau menjelang Puasa dan Lebaran. Ada negara Islam lainnya menghadapi yang sama (Puasa dan Lebaran), tetapi tidak seperti kita disini," katanya di Kantor Wantimpres, Jakarta, Jumat (27/5/2016).
(Baca Juga: Kendalikan Harga Sembako, Kemenhub Cabut Larangan Truk Pangan)
Dia berharap, pada periode Puasa dan Lebaran tahun ini pemerintah dapat menjaga stabilitas harga sembako. Selain itu, beberapa komoditas pangan yang menjadi kebutuhan prioritas masyarakat harus dipastikan pasokannya mencukupi.
"Kita ingin harga yang stabil. Maksudnya harga yang terjangkau dan pasokan aman. Jangan sampai seperti kata Presiden, saat menghadapi Lebaran ini (gejolak harga sembako) terjadi," imbuh dia.
Senada dengannya, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Pangan dan Agro Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Benny Pasaribu menilai bahwa negara Islam seperti Arab Saudi dan Malaysia tidak pernah terjadi kenaikan harga setiap jelang Puasa dan Lebaran. Sementara Indonesia, gejolak harga sembako selalu menjadi peristiwa rutin yang terjadi tiap tahunnya.
"Lebaran itu negara-negara di Arab enggak ada yang naik harganya. Stabil semua. Malaysia juga. Indonesia malah sudah naik 5%," tandasnya.
(akr)