Klaim Harga Bawang Merah Turun, Mentan Bantah karena Impor
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengklaim bahwa harga bawang merah di tingkat pedagang telah mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan karena telah masuknya pasokan bawang merah dari petani lokal.
Dia mengatakan, turunnya harga bawang merah ini bukan disebabkan karena rencana pemerintah yang akan membuka keran impor sebesar 2.500 ton. Namun, memang karena pasokannya telah masuk di pasar.
"Bawang merah harganya sudah turun, kita bersyukur. Ini panen rakyat, kita kerja keras dari dua minggu," ujarnya di Kantor Kementan, Jakarta, Selasa (31/5/2016).
(Baca Juga: Harga Sembako Naik, Mentan dan Mendag Kompak Bungkam)
Menurutnya, produksi bawang merah lokal pada dasarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Oleh karena itu, dibukanya keran impor bawang merah sedianya tidak perlu dijadikan polemik.
"Capaian kita 2015 cukup menggembirakan. Beritanya yang lagi seksi impor 2.500 ton, kita produksi 1 juta ton. Ini kan hanya 0,025%. Ada yang mengatakan kalau produksinya kurang. Saya katakan di Bima siap, Cirebon siap, Ngantang (Malang) siap. Di 2016 kita dorong ekspornya. Impornya juga turun dari 74 ribu ton (2013) jadi 17 ribu ton (2016)," pungkasnya.
Dia mengatakan, turunnya harga bawang merah ini bukan disebabkan karena rencana pemerintah yang akan membuka keran impor sebesar 2.500 ton. Namun, memang karena pasokannya telah masuk di pasar.
"Bawang merah harganya sudah turun, kita bersyukur. Ini panen rakyat, kita kerja keras dari dua minggu," ujarnya di Kantor Kementan, Jakarta, Selasa (31/5/2016).
(Baca Juga: Harga Sembako Naik, Mentan dan Mendag Kompak Bungkam)
Menurutnya, produksi bawang merah lokal pada dasarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Oleh karena itu, dibukanya keran impor bawang merah sedianya tidak perlu dijadikan polemik.
"Capaian kita 2015 cukup menggembirakan. Beritanya yang lagi seksi impor 2.500 ton, kita produksi 1 juta ton. Ini kan hanya 0,025%. Ada yang mengatakan kalau produksinya kurang. Saya katakan di Bima siap, Cirebon siap, Ngantang (Malang) siap. Di 2016 kita dorong ekspornya. Impornya juga turun dari 74 ribu ton (2013) jadi 17 ribu ton (2016)," pungkasnya.
(akr)