BI: Kontribusi Urbanisasi Ke Pertumbuhan Ekonomi Masih Rendah

Kamis, 02 Juni 2016 - 02:10 WIB
BI: Kontribusi Urbanisasi...
BI: Kontribusi Urbanisasi Ke Pertumbuhan Ekonomi Masih Rendah
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengklaim kontribusi laju urbanisasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih rendah. Dari setiap 1% urbanisasi di Indonesia baru berkontribusi setara 2% pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).

Berdasarkan laporan United Nations World Urbanization Prospects (2014) proporsi penduduk perkotaan di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 53% atau serupa dengan China dan lebih tinggi dibandingkan negara Asia lainnya seperti India, Thailand, Filpina dan Vietnam. Pada 2035, penduduk perkotaan Indonesia diperkirakan mencapai 73%.

Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Arif Hartawan mengatakan, tren urbanisasi di Indonesia belum mampu menstimulasi pertumbuhan ekonomi selayaknya negara-negara lain dan menjadi pekerjaan rumah Indonesia. Jika dibandingkan dengan negara tetangga, setiap 1% urbanisasi di Indonesia hanya berkorelasi sekitar 2% pertumbuhan PDB.

"Capaian itu masih rendah, apalagi jika dibandingkan dengan China yang berkorelasi sebesar 6% ke PDB, kemudian Thailand sebesar 10% ke PDB serta di Vietnam sebesar 8%," kata Arif di Jakarta, Rabu (1/6/2016).

Menurut dia, hal ini cukup ironis karena pertumbuhan urbanisasi di Indonesia menjadi salah satu yang melaju paling cepat, bahkan lebih tinggi dibanding pertumbuhan urbanisasi di dunia.

Dia mengungkapkan, masih rendahnya kontribusi urbanisasi tersebut dikarenakan kaum urban yang datang lebih didominasi masyarakat berpendidikan rendah. Menurut Arif, masyarakat berpendidikan tinggi juga datang sebagai kaum urban ke kota, namun jumlahnya lebih kecil dibanding masyarakat berpendidikan rendah. Bahkan, sebagian dari masyarakat berpendidikan tinggi itu juga lebih memilih untuk membangun karirnya di luar negeri.

Sebab itu, Bank Indonesia secara rutin melakukan asesmen terhadap kondisi perekonomian terkini, khususnya ekonomi regional, dalam rangka pelaksanaan mandat mencapai dan memelihara kestabilan rupiah serta untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, yang disebut dengan REKDA (Rapat Evaluasi Ekonomi dan Keuangan Daerah).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengungkapkan, dari rapat koordinasi ini diharapkan diperoleh rekomendasi serta komitmen barsama untuk mengembangkan kawasan perkotaan di Indonesia menjadi kota yang cerdas, efisien, sehingga berdaya saing tinggi dan layak diperhitungkan investor. Alhasil dapat menjadi penggerak ekonomi regional sebagai latar belakang perkembangan perkotaan.

Disisi lain, BI juga ingin mendorong DKI Jakarta sebagai kota pintar. Menurut dia, untuk menjadi kota pintar (smart city), Bank Indonesia bersama pemerintah dan pemprov DKI Jakarta akan mendorong pengembangan enam konsep yakni pertama "smart living" yang meliputi pengelolaan sampah, limbah rumah tangga, perumahan dan keamanan masyarakat.

Kemudian kedua, "smart mobility" yang meliputi pengembangan transportasi publik. Selanjutnya, "smart environment" yang meliputi pengendalian polusi. Keempat, "smart governance" yang meliputi pengelolaan keuangan pemerintah.

Kelima, "smart economy" yang meliputi aspek tenaga kerja, pengentasan kemiskinan dan pariwisata. Serta keenam, "smart people" yang meliputi pendidikan, kesehatan, dan perencanaan keluarga.

"Kunci dari keberhasilan smart city adalah partisipasi warga dan hal ini sudah mendapat perhatian Pemprov Jakarta. Masyarakat juga dapat secara langsung teribat dalam pengawasan pengelolaan DKI Jakarta melalui aplikasi Qlue," ujar dia.
(ven)
Berita Terkait
KPK: Ruangan Gubernur...
KPK: Ruangan Gubernur BI Turut Digeledah, Ada 2 Tersangka Dugaan Korupsi Dana CSR
Bank Indonesia Sebut...
Bank Indonesia Sebut Pemilihan Deputi Gubernur BI Melalui Sistem Meritokrasi
Dugaan Korupsi Dana...
Dugaan Korupsi Dana CSR Bank Indonesia, BI Kooperatif dengan KPK
Fit and Proper Test...
Fit and Proper Test Deputi Gubernur BI, DPR Angkat Isu Pengawasan Perbankan
Uji Kelayakan jadi Deputi...
Uji Kelayakan jadi Deputi Gubernur BI, Ini Jurus Juda Agung Selamatkan Ekonomi RI
BRI Siap Terapkan BI-Fast...
BRI Siap Terapkan BI-Fast di BRImo, Ini Manfaat yang Didapat Nasabah
Berita Terkini
19 Perusahaan Korsel...
19 Perusahaan Korsel Bakal Tambah Investasi Rp30 Triliun usai Bertemu Prabowo, Ini Daftarnya
43 menit yang lalu
Optimalkan Potensi KEK...
Optimalkan Potensi KEK Mandalika dengan Membangun Ekosistem Pariwisata Hijau
43 menit yang lalu
Penertiban Kawasan Hutan...
Penertiban Kawasan Hutan Diminta Utamakan Kepastian Hukum dan Data Valid
59 menit yang lalu
Mendorong Hilirisasi...
Mendorong Hilirisasi Industri Berbasis Sumber Daya Lokal di Maluku Utara
1 jam yang lalu
Perluas Portofolio,...
Perluas Portofolio, Home Credit Tawarkan Pembiayaan Modal Usaha hingga Rp50 Juta
1 jam yang lalu
Rekor Belanja Militer...
Rekor Belanja Militer Dunia Capai Rp45.356 Triliun, AS Sumbang 37%
1 jam yang lalu
Infografis
Peralatan Militer dari...
Peralatan Militer dari Berbagai Pangkalan AS Dikirim ke Israel
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved