Pemerintah Belum Keluarkan Izin Impor Gula Rafinasi

JAKARTA - Kementerian Perdagangan hingga saat ini belum mengeluarkan izin importasi gula mentah (rafinasi) untuk PT Perkebunan Nusantara (Persero). Pemerintah memang berencana membuka keran impor gula sebanyak 381 ribu ton guna mengantisipasi lonjakan harga gula jelang Ramadhan dan Idul Fitri.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Karyanto Suprih menuturkan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan pembahasan lebih lanjut sebelum mengeluarkan izin impor untuk PTPN. Kemendag masih harus mengonfirmasi kepada industri terkait hal ini.

"(Impor gula rafinasi) PTPN masih dalam pembahasan. Kan kami tanya industrinya bagaimana. Itu cepat kok keluar," singkatnya di Kantor Kemendag, Jakarta, Jumat (3/6/2016).

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong mengatakan, pemerintah menugaskan PTPN dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) melakukan importasi gula mentah sebesar 381 ribu ton. Nantinya, perseroan juga ditugaskan mengolah gula mentah menjadi gula siap konsumsi.

"‎Dan mekanisme operasi akan terus dilakukan dengan kisaran harga Rp11.500-Rp12.000 per kg di titik lokasi yang harganya masih tinggi," katanya di Kantor Kementan, Jakarta, Selasa (31/5/2016).

Menurutnya, pemerintah telah menentukan harga pokok penjualan (HPP) tebu Rp9.100 per kg dan harga gula pasir ditingkat konsumen ditargetkan Rp12.500 per kg. ‎Karena itu, pemerintah berupaya agar gula dari hasil musim giling tahun ini bisa didistribusikan di tingkat konsumen dan menambah stok yang ada kepada produsen gula.

"‎Pemerintah juga sudah menambah pasokan pasar melalui penugasan ke PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) sebanyak 150 ribu ton disalurkan melalui mekanisme operasi pasar. Saat ini sudah mencapai 99 ribu ton yang tersalur ke pasar," tandasnya.