Mentan Buktikan Keberadaan Mafia Pangan di RI

Selasa, 07 Juni 2016 - 20:34 WIB
Mentan Buktikan Keberadaan Mafia Pangan di RI
Mentan Buktikan Keberadaan Mafia Pangan di RI
A A A
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman membenarkan adanya mafia pangan di Indonesia, dimana mereka melakukan praktik pengaturan harga atau kartel. Sementara itu Indonesia memiliki berbagai komoditas yang sebenarnya unggulan, di antaranya CPO, karet, pala dan beras.

"Artinya kartel itu benar secara empiris. Kartel itu benar, kita produksi CPO, minyak goreng terbesar dunia tapi harganya naik. Kedua ayam, kita hampir tiga kali lipat ikut juga naik," ujarnya di Jakarta, Selasa (7/6/2016).

"Kita tahu CPO kita produsen terbesar dan beri makan ke seluruh dunia, karet nomor tiga terbesar, pala nomor satu, beras terbesar di Asia dengan produksi 45 juta ton tiap tahun tapi harganya ikut naik, iri dengan daging," sambungnya.

Dia mengungkapkan, stok beras tahun ini dua kali lipat tapi harga tetap meroket. Menurutnya hal ini seolah mematahkan hukum ekonomi ketika suplai dan permintaan naik maka harga turun. "Ketiga, kita juga dengar stok beras dua kali lipat dari hari ini tapi ikut juga naik. Katanya THR buat pedagang, kami mengerti. Tapi THR jangan banyak-banyak," tutur Amran.

Kendati demikian, pihaknya terus melakukan operasi pasar guna menekan harga komoditas jelang Lebaran. Kementan juga mengambil langkah dengan menghubungi para produsen besar.

"Kita operasi pasar dan hubungi produsen terbesar di Indonesia yang menguasai pasar, hasilnya CPO turun 5,5%. Tapi masyarakat kita selalu makan Indomie, maunya instan, ini 70 tahun terjadi, kita sekarang kerja keras," pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8458 seconds (0.1#10.140)