Akhir Pekan, Indeks Dibuka Menguat Tipis
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari perdagangan terakhir pekan ini, dibuka naik tipis 0,13% atau 6,18 poin ke level 4.882,98, pada pukul 09.00 WIB, Jumat (10/6/2016).
Sebelumnya, pada penutupan Kamis kemarin, indeks berakhir ke zona merah, turun 0,80% atau 39,27 poin ke 4.876,79 pada pukul 16.00 WIB.
Sementara itu, mengutip CNBC, Jumat (1o/6/2016), saham Asia dibuka lebih rendah pada hari perdagangan terakhir pekan ini, setelah rebound dolar AS (USD).
Di Australia, ASX 200 turun 1,14% pada awal perdagangan dipimpin lebih dari 1% penurunan oleh sektor saham keuangan. Para analis mengatakan penurunan itu kemungkinan akibat hantaman harga komoditas semalam sebagai akibat USD yang menguat. Karena kebanyakan harga komoditas dalam mata uang dolar.
Jepang Nikkei 225 dibuka turun 0,78% karena yen dipertahankan relatif menguat terhadap USD. Melintasi Selat Korea, Kospi turun 0,29%.
Kenaikan harga minyak tiga hari ini membuat USD relatif lebih kuat dan cenderung menyebabkan profit taking di kalangan investor. Tapi harga minyak ditaruh di level psikologis USD50 per barel.
Kathy Lien, direktur strategi valuta asing di BK Asset Management, mengatakan, "Kenaikan lebih kecil dari perkiraan klaim pengangguran AS membantu [perputaran dolar], memiliki dampak yang berarti greenback.”
Sementara itu, di bursa Indonesia, dari 45 saham yang diperdagangkan awal Jumat ini, terdapat 17 saham yang naik, 14 saham melemah, dan 14 saham stagnan. Hampir semua sektor saham dibuka hijau, dimana saham perdagangan naik 0,59% dan infrastruktur 0,42%. Sementara sektor saham perkebunan mengalami penurunan 0,37%.
Saham-saham yang mencetak laba pada pembukaan hari ini, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Surya Toto Tbk (TOTO), PT Indofarma Tbk (INAF). Dna yang mengalami tekanan pagi ini adalah PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bumi Teknokultura Unggul (BTEK), PT AKR Corporindo (AKRA), dan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP).
Sebelumnya, pada penutupan Kamis kemarin, indeks berakhir ke zona merah, turun 0,80% atau 39,27 poin ke 4.876,79 pada pukul 16.00 WIB.
Sementara itu, mengutip CNBC, Jumat (1o/6/2016), saham Asia dibuka lebih rendah pada hari perdagangan terakhir pekan ini, setelah rebound dolar AS (USD).
Di Australia, ASX 200 turun 1,14% pada awal perdagangan dipimpin lebih dari 1% penurunan oleh sektor saham keuangan. Para analis mengatakan penurunan itu kemungkinan akibat hantaman harga komoditas semalam sebagai akibat USD yang menguat. Karena kebanyakan harga komoditas dalam mata uang dolar.
Jepang Nikkei 225 dibuka turun 0,78% karena yen dipertahankan relatif menguat terhadap USD. Melintasi Selat Korea, Kospi turun 0,29%.
Kenaikan harga minyak tiga hari ini membuat USD relatif lebih kuat dan cenderung menyebabkan profit taking di kalangan investor. Tapi harga minyak ditaruh di level psikologis USD50 per barel.
Kathy Lien, direktur strategi valuta asing di BK Asset Management, mengatakan, "Kenaikan lebih kecil dari perkiraan klaim pengangguran AS membantu [perputaran dolar], memiliki dampak yang berarti greenback.”
Sementara itu, di bursa Indonesia, dari 45 saham yang diperdagangkan awal Jumat ini, terdapat 17 saham yang naik, 14 saham melemah, dan 14 saham stagnan. Hampir semua sektor saham dibuka hijau, dimana saham perdagangan naik 0,59% dan infrastruktur 0,42%. Sementara sektor saham perkebunan mengalami penurunan 0,37%.
Saham-saham yang mencetak laba pada pembukaan hari ini, PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Surya Toto Tbk (TOTO), PT Indofarma Tbk (INAF). Dna yang mengalami tekanan pagi ini adalah PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bumi Teknokultura Unggul (BTEK), PT AKR Corporindo (AKRA), dan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP).
(ven)