Perusahaan Teknologi Damkar Jepang Siap Investasi Rp600 M
A
A
A
JAKARTA - Kunjungan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani ke Jepang akhir pekan lalu berhasil mengidentifikasi beberapa minat investasi dari perusahaan Jepang.
Salah satunya, perusahaan teknologi alat pemadam kebakaran (damkar) hutan yang menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia dengan nilai investasi Rp600 miliar.
Calon investor potensial tersebut berencana membangun sistem dan alat penanggulangan kebakaran hutan di Indonesia. BKPM pun menyambut positif rencana perusahaan Jepang tersebut untuk berinvestasi di Indonesia.
"Bisnis ini adalah lebih kepada cara penanggulangan bencana kebakaran. Sehingga, apabila terjadi kebakaran hutan misalnya, alat yang perusahaan miliki dapat dengan cepat bisa memadamkannya," ujar dia dalam rilisnya, Senin (13/6/2016).
Franky mengatakan, dari keterangan yang disampaikan perusahaan sudah memiliki lokal partner yang akan membantu merealisasikan investasi di Indonesia.
"Perusahaan sedang mengkaji dua lokasi untuk dijadikan tempat perusahaan yaitu di Kawasan Industri Sei Mangke, di Sumatera Utara dan Kawasan Industri Tanjung Api api di Sumatera Selatan. Menurut kajian perusahaan bahwa bahan baku dari Sumatera lebih baik," ungkapnya.
Franky menjelaskan, bahan baku atau obat yang digunakan dalam teknologi kebakaran didapatkan dari dalam negeri karena menurut aturan pemerintah untuk kegiatan teknologi pemadam kebakaran ini adalah dilakukan pemerintah. Sebab itu, perusahaan berencana menggandeng pemerintah daerah, dalam hal jual beli obat dan teknologinya.
"Masalah tenaga kerja Indonesia, perusahaan mempunyai program bahwa sebelum diterjunkan ke lapangan, TKI tersebut harus dididik terlebih dahulu di Jepang selama minimal enam bulan. Untuk rencana investasi ini, perusahaan menyiapkan dana sebesar Rp600 miliar rupiah," papar Franky.
Sementara, Pejabat Promosi Investasi kantor Perwakilan BKPM di Tokyo (IIPC) Saribua Siahaan menjelaskan bahwa minat investasi yang muncul merupakan salah satu sektor cukup menarik mengingat selama ini minat investasi dari jepang banyak didominasi sektor automotif dan komponen pendukungnya.
"Kami siap membantu perusahaan untuk merealisasikan investasinya di Indonesia. Investasi ini diharapkan juga dapat berkontribusi positif terhadap upaya pemerintah untuk menanggulangi kebakaran hutan yang terjadi," imbuhnya,
Sebelumnya, kunjungan Kepala BKPM juga mengidentifikasi adanya minat investasi di sektor kelistrikan dan gas, produsen susu, jasa angkutan laut, serta desain interior. Kunjungan yang dilakukan selama tiga hari tersebut dimanfaatkan untuk melakukan pertemuan khusus dengan calon investor potensial di tiga kota yakni Fukuoka, Nagoya dan Tokyo.
Selain itu, Kepala BKPM juga menjadi pembicara dalam forum bisnis dengan audiens yang lebih banyak terdiri dari sekitar 100 pengusaha di Fukuoka, 100 lebih pengusaha di Nagoya dan lebih dari 500 pengusaha di Tokyo.
Salah satunya, perusahaan teknologi alat pemadam kebakaran (damkar) hutan yang menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia dengan nilai investasi Rp600 miliar.
Calon investor potensial tersebut berencana membangun sistem dan alat penanggulangan kebakaran hutan di Indonesia. BKPM pun menyambut positif rencana perusahaan Jepang tersebut untuk berinvestasi di Indonesia.
"Bisnis ini adalah lebih kepada cara penanggulangan bencana kebakaran. Sehingga, apabila terjadi kebakaran hutan misalnya, alat yang perusahaan miliki dapat dengan cepat bisa memadamkannya," ujar dia dalam rilisnya, Senin (13/6/2016).
Franky mengatakan, dari keterangan yang disampaikan perusahaan sudah memiliki lokal partner yang akan membantu merealisasikan investasi di Indonesia.
"Perusahaan sedang mengkaji dua lokasi untuk dijadikan tempat perusahaan yaitu di Kawasan Industri Sei Mangke, di Sumatera Utara dan Kawasan Industri Tanjung Api api di Sumatera Selatan. Menurut kajian perusahaan bahwa bahan baku dari Sumatera lebih baik," ungkapnya.
Franky menjelaskan, bahan baku atau obat yang digunakan dalam teknologi kebakaran didapatkan dari dalam negeri karena menurut aturan pemerintah untuk kegiatan teknologi pemadam kebakaran ini adalah dilakukan pemerintah. Sebab itu, perusahaan berencana menggandeng pemerintah daerah, dalam hal jual beli obat dan teknologinya.
"Masalah tenaga kerja Indonesia, perusahaan mempunyai program bahwa sebelum diterjunkan ke lapangan, TKI tersebut harus dididik terlebih dahulu di Jepang selama minimal enam bulan. Untuk rencana investasi ini, perusahaan menyiapkan dana sebesar Rp600 miliar rupiah," papar Franky.
Sementara, Pejabat Promosi Investasi kantor Perwakilan BKPM di Tokyo (IIPC) Saribua Siahaan menjelaskan bahwa minat investasi yang muncul merupakan salah satu sektor cukup menarik mengingat selama ini minat investasi dari jepang banyak didominasi sektor automotif dan komponen pendukungnya.
"Kami siap membantu perusahaan untuk merealisasikan investasinya di Indonesia. Investasi ini diharapkan juga dapat berkontribusi positif terhadap upaya pemerintah untuk menanggulangi kebakaran hutan yang terjadi," imbuhnya,
Sebelumnya, kunjungan Kepala BKPM juga mengidentifikasi adanya minat investasi di sektor kelistrikan dan gas, produsen susu, jasa angkutan laut, serta desain interior. Kunjungan yang dilakukan selama tiga hari tersebut dimanfaatkan untuk melakukan pertemuan khusus dengan calon investor potensial di tiga kota yakni Fukuoka, Nagoya dan Tokyo.
Selain itu, Kepala BKPM juga menjadi pembicara dalam forum bisnis dengan audiens yang lebih banyak terdiri dari sekitar 100 pengusaha di Fukuoka, 100 lebih pengusaha di Nagoya dan lebih dari 500 pengusaha di Tokyo.
(izz)