Rizal Ramli: Tol Laut Tak Cukup Hapus Gap Indonesia Timur-Barat
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengemukakan, pemerintah saat ini tengah berupaya menghilangkan sekat (gap) antara Indonesia Timur, khususnya Papua dengan Indonesia bagian barat. Pasalnya, sekat tersebut menjadikan Indonesia Timur jauh lebih tertinggal di segala bidang dari Indonesia Barat.
(Baca Juga: Rizal Ramli: Tol Laut Jokowi Bukan Cuma Dongeng)
Salah satu yang dilakukan untuk menghilangkan sekat tersebut, kata dia, adalah dengan menciptakan Tol Laut agar ada jalur kapal reguler yang berkunjung ke Indonesia Timur. Dengan begitu, harga bahan kebutuhan pokok dapat lebih murah.
"Agar harga kebutuhan pokok bisa lebih murah dibanding sebelum tol laut ada. Kedua, agar gap pembangunan ini pelan-pelan bisa kita kurangi," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (14/6/2016).
Kendati demikian, sambung mantan Menko bidang Perekonomian ini, pembangunan Tol Laut masih belum cukup memadai untuk menghilangkan gap tersebut. Indonesia Timur diakuinya membutuhkan pusat industri agar ada produk yang dihasilkan dari wilayah tersebut.
"Itu (Tol Laut) tidak memadai, kita juga harus membangun pusat industri di Papua, terutama di Sorong. Ide ini sudah delapan tahun beredar, tidak jadi-jadi itu barang," imbuh dia.
Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada akhir Desember 2015 lalu mendorong untuk dibentuknya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sorong. Esensinya, adalah untuk membangun pusat industri pengolahan di wilayah tersebut.
"Untuk itu pemerintah daerah akan menyediakan tanahnya sebagai modal dasar, pemerintah pusat akan membantu membangun infrastruktur dasar, apa itu jalan, air minum, listrik dan sebagainya," tutupnya.
(Baca Juga: Rizal Ramli: Tol Laut Jokowi Bukan Cuma Dongeng)
Salah satu yang dilakukan untuk menghilangkan sekat tersebut, kata dia, adalah dengan menciptakan Tol Laut agar ada jalur kapal reguler yang berkunjung ke Indonesia Timur. Dengan begitu, harga bahan kebutuhan pokok dapat lebih murah.
"Agar harga kebutuhan pokok bisa lebih murah dibanding sebelum tol laut ada. Kedua, agar gap pembangunan ini pelan-pelan bisa kita kurangi," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (14/6/2016).
Kendati demikian, sambung mantan Menko bidang Perekonomian ini, pembangunan Tol Laut masih belum cukup memadai untuk menghilangkan gap tersebut. Indonesia Timur diakuinya membutuhkan pusat industri agar ada produk yang dihasilkan dari wilayah tersebut.
"Itu (Tol Laut) tidak memadai, kita juga harus membangun pusat industri di Papua, terutama di Sorong. Ide ini sudah delapan tahun beredar, tidak jadi-jadi itu barang," imbuh dia.
Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada akhir Desember 2015 lalu mendorong untuk dibentuknya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sorong. Esensinya, adalah untuk membangun pusat industri pengolahan di wilayah tersebut.
"Untuk itu pemerintah daerah akan menyediakan tanahnya sebagai modal dasar, pemerintah pusat akan membantu membangun infrastruktur dasar, apa itu jalan, air minum, listrik dan sebagainya," tutupnya.
(akr)