Tahun 2016 Dianggap Tahun yang Baik bagi Perbankan Syariah
A
A
A
JAKARTA - Di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil, pada tahun ini sektor perbankan syariah di Indonesia diprediksi dapat tumbuh lebih tinggi. Diperkirakan, bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) masih mencatatkan pertumbuhan signifikan di tahun ini.
"Hal itu terkait dengan telah rampungnya proses konsolidasi dua BUS terbesar dengan nilai mencapai Rp15 triliun-Rp20 triliun," ujar Presiden Direktur Karim Consulting, Adiwarman Karim di Jakarta, Kamis (16/6/2016).
Faktor lainnya yakni adanya konversi bank umum konvensional yakni Bank Aceh yang berkonversi menjadi bank umum syariah tahun ini.
Menurut Adi, langkah tersebut dapat memberi tambahan aset bank syariah menjadi sekitar Rp20 triliun. Dia menjelaskan, meski tahun ini akan menjadi tahun yang baik bagi sektor perbankan syariah, namun Adi mengingatkan ada beberapa hal yang harus diwaspadai diantaranya adanya pergantian top management pada beberapa bank umum syariah yang masuk kategori Top Five serta ada beberapa rencana merger bank syariah BUMN.
Adi juga memperingatkan, bahwa masih ada tantangan bagi industri perbankan syariah ke depannya, salah satunya risiko kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL). Karena itu perbankan syariah diharap bisa menjaga kualitas kreditnya.
Menurutnya, risiko tersebut masih akan membayangi perbankan syariah di tahun 2017. "Tantangan paling berat pada bank-bank syariah justru akan terjadi di tahun depan. Namun, hal tersebut bisa diatasi asal kondisi makro ekonomi nasional membaik," ungkap dia.
Kedepan, menurutnya, masih akan ada sentimen positif yang bisa mendorong bank syariah tahun ini, seperti adanya KNKS (Komite Nasional Keuangan Syariah) yang dipimpin oleh Presiden yang akan membuat adanya harmonisasi dari proyek-proyek strategis.
"Serta adanya BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji) yang bakal menambah long term liquidity pada perbankan syariah,” papar Adi.
"Hal itu terkait dengan telah rampungnya proses konsolidasi dua BUS terbesar dengan nilai mencapai Rp15 triliun-Rp20 triliun," ujar Presiden Direktur Karim Consulting, Adiwarman Karim di Jakarta, Kamis (16/6/2016).
Faktor lainnya yakni adanya konversi bank umum konvensional yakni Bank Aceh yang berkonversi menjadi bank umum syariah tahun ini.
Menurut Adi, langkah tersebut dapat memberi tambahan aset bank syariah menjadi sekitar Rp20 triliun. Dia menjelaskan, meski tahun ini akan menjadi tahun yang baik bagi sektor perbankan syariah, namun Adi mengingatkan ada beberapa hal yang harus diwaspadai diantaranya adanya pergantian top management pada beberapa bank umum syariah yang masuk kategori Top Five serta ada beberapa rencana merger bank syariah BUMN.
Adi juga memperingatkan, bahwa masih ada tantangan bagi industri perbankan syariah ke depannya, salah satunya risiko kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL). Karena itu perbankan syariah diharap bisa menjaga kualitas kreditnya.
Menurutnya, risiko tersebut masih akan membayangi perbankan syariah di tahun 2017. "Tantangan paling berat pada bank-bank syariah justru akan terjadi di tahun depan. Namun, hal tersebut bisa diatasi asal kondisi makro ekonomi nasional membaik," ungkap dia.
Kedepan, menurutnya, masih akan ada sentimen positif yang bisa mendorong bank syariah tahun ini, seperti adanya KNKS (Komite Nasional Keuangan Syariah) yang dipimpin oleh Presiden yang akan membuat adanya harmonisasi dari proyek-proyek strategis.
"Serta adanya BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji) yang bakal menambah long term liquidity pada perbankan syariah,” papar Adi.
(ven)