Lemahnya Ekonomi, Garuda Tetapkan Margin Seperti Tahun Kemarin
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Arif Wibowo mengatakan, meski musim Idul Fitri dan mudik sudah berlangsung, namun margin perusahaan untuk tahun ini hampir sama dengan tahun lalu. Menurut dia, ekonomi dunia dan Indonesia yang belum pulih mengakibakan kondisi yang berat untuk maskapainya.
Margin Garuda Indonesia di tahun lalu mencapai di angka 2,5%. Tahun ini pun diperkirakan akan sama. Maka, perusahaan, ujar Arif akan melakukan beberapa kegiatan efisiensi.
"Margin itu kan hasil dari revenue sama cost kan. Ini diperkirakan hampir sama seperti tahun lalu. Pendapatan memang ada tapi karena kondisinya berat ya tidak terlalu besar lah. Padahal ini musim lebaran juga ya. Persaingan juga ketat. Ya itulah bisnis," kata Arif di Komisi V DPR RI, Jakarta, Senin (20/6/2016).
Dia mengatakan, kondisi yang berat tersebut terlebih lagi karena harga avtur sudah mulai merangkak naik dan mau tidak mau perusahaan harus mencari cara agar pendapatan tetap terjaga dengan baik.
"Fuel itu sekarang menyentuh angka 47,7 sen dolar AS per liter. Pokoknya sudah merangkak naik di kisaran itu. Nah kami pusing ini sebetulnya. Kondisinya berat, ditambah dengan fuel yang mulai naik," kata Arif.
Ketika ditanya mengenai rencana menaikkan batas atas dan bawah, Arif hanya tersenyum dan berharap itu bisa dilakukan.
"Kan kalau batas atas dan bawah bisa dinaikkan, perusahaan bisa lebih fleksibel. Saya sih berharap bisa dinaikkan," pungkasnya.
Margin Garuda Indonesia di tahun lalu mencapai di angka 2,5%. Tahun ini pun diperkirakan akan sama. Maka, perusahaan, ujar Arif akan melakukan beberapa kegiatan efisiensi.
"Margin itu kan hasil dari revenue sama cost kan. Ini diperkirakan hampir sama seperti tahun lalu. Pendapatan memang ada tapi karena kondisinya berat ya tidak terlalu besar lah. Padahal ini musim lebaran juga ya. Persaingan juga ketat. Ya itulah bisnis," kata Arif di Komisi V DPR RI, Jakarta, Senin (20/6/2016).
Dia mengatakan, kondisi yang berat tersebut terlebih lagi karena harga avtur sudah mulai merangkak naik dan mau tidak mau perusahaan harus mencari cara agar pendapatan tetap terjaga dengan baik.
"Fuel itu sekarang menyentuh angka 47,7 sen dolar AS per liter. Pokoknya sudah merangkak naik di kisaran itu. Nah kami pusing ini sebetulnya. Kondisinya berat, ditambah dengan fuel yang mulai naik," kata Arif.
Ketika ditanya mengenai rencana menaikkan batas atas dan bawah, Arif hanya tersenyum dan berharap itu bisa dilakukan.
"Kan kalau batas atas dan bawah bisa dinaikkan, perusahaan bisa lebih fleksibel. Saya sih berharap bisa dinaikkan," pungkasnya.
(ven)