Bosowa Group Tingkatkan Kerja Sama dengan Pengusaha Qatar

Selasa, 21 Juni 2016 - 23:31 WIB
Bosowa Group Tingkatkan Kerja Sama dengan Pengusaha Qatar
Bosowa Group Tingkatkan Kerja Sama dengan Pengusaha Qatar
A A A
JAKARTA - Look east policy alias kebijakan melihat ke Timur. Kini, negara-negara di Timur Tengah kerap menolehkan pandangannya kepada negara-negara Asia, termasuk Qatar yang ingin meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan dengan negara Asia, khususnya Indonesia.

Sejalan dengan itu, Bosowa Group berkeinginan meningkatkan hubungan ekonomi Indonesia dengan negara-negara Teluk. Dalam kesempatan bisnis itu, Bosowa melakukan kunjungan usaha ke Qatar pada 20-21 Juni 2016.

Chief Executive Officer (CEO) Bosowa, Erwin Aksa mengatakan pertemuannya dengan Group CEO Qatar National Bank (QNB), Ali Ahmed Al-Kuwari dan CEO Al Wathon Group, Ibrahim, bertujuan memaksimalkan peluang pasar di Indonesia dan Qatar. “Kunjungan ini juga untuk bertemu para pelaku usaha dan komunitas bisnis diaspora Indonesia untuk membahas upaya memaksimalkan peluang pasar di Indonesia dan Qatar,” ujar Erwin.

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Qatar, Muhammad Basri Sidehabi mengapresiasi kunjungan Bosowa karena semakin meningkatkan diplomasi ekonomi kedua negara. Menurut dia, selain kebijakan melihat ke Timur (look east policy) yang dilakukan Qatar, negara tersebut juga ingin memfokuskan pada kebijakan food security sebagai bagian dari Visi Qatar 2030.

"Qatar sangat berminat mencari lahan guna mengembangkan visi tersebut di berbagai manca negara termasuk Indonesia" ujar mantan anggota DPR tersebut dalam keterangan persnya yang diterima Sindonews, Selasa (21/6/2016).

Mantan perwira tinggi TNI Angkatan Udara itu, menambahkan kunjungan ini bisa menjadi titik lanjut (konkret) dari kunjungan Presiden Jokowi ke Qatar pada September 2015 lalu. Ketika itu, Pemerintah Indonesia meneken kerja sama investasi pembentukan Joint Investment Company dan pembangunan pembangkit listrik di Jawa Bali dengan Nebras Power dengan investasi USD700 juta untuk daya 2x250 MW, yang akan dibangun di Belawan, Sumatera Utara.

Terlebih, sejatinya hubungan Bosowa dan pengusaha Qatar bukan hal baru. Keduanya bekerja sama pada sektor perbankan yaitu QNB-Indonesia. Saat bertemu Erwin, Al Kuwari menyatakan kepuasannya dengan pertumbuhan nilai aset QNB dari USD250 juta menjadi sekitar USD3 miliar dalam tujuh tahun beroperasi di Indonesia. Selain itu, QNB dan Bosowa juga memiliki usaha bersama dalam bidang teknologi informasi dengan menggunakan tenaga ahli dari Institut Teknologi Bandung.

Menurut Erwin minat investasi Qatar ke Indonesia cukup tinggi. Pelaku usaha Qatar menggunakan pengalaman dan advisory QNB dalam mengembangkan usaha di Indonesia. "Investor Qatar lebih cepat dalam mengambil keputusan bisnis dibanding pelaku usaha Timur Tengah lainnya, karena umumnya mereka memiliki pendidikan Barat dan pengetahuan usahanya bagus" imbuh mantan Ketua HIPMI tersebut.

Diutarakan pula bahwa investor Qatar berminat pada bisnis berskala besar dan monumental. "Mereka (baca: investor Qatar) inginnya investasi pada sektor yang bersifat luxurious dan mercusuar," ujar CEO Bosowa tersebut. Dicontohkan pula mengenai keberhasilan Qatar Airways menjadi airlines terbaik di dunia membuktikan kepiawaian pelaku usaha Qatar dalam berbisnis.

Pada pertemuannya dengan CEO Al Wathon Group, Erwin membahas rencana investasi untuk pembangunan mal di Indonesia. Al Wathon Group merencanakan membangun mal di Aceh sebagai salah satu alternatif kota. Untuk itu, delegasi bisnis Al Wathon akan melakukan kunjungan ke Indonesia saat Trade Expo Indonesia 2016 pada 12-16 Oktober 2016.

Selain soal peluang investasi di Indonesia, kunjungan ini dipakai untuk mempelajari pembangunan infrastruktur di Qatar. Erwin yang juga Wakil Ketua Kadin bidang Konstruksi dan Infrastruktur melihat potensi ekonomi Qatar dengan mengunjungi dua kota fenomenal baru hasil reklamasi di Qatar, Pearl dan Lusial City yang masih dalam tahap pembangunan. Lusail City merupakan kawasan pinggiran dan penunjang kota Doha yang menjadi ajang sirkuit balap MotoGP.

Menurut Counsellor KBRI Doha, Pemerintah Qatar saat ini gencar melakukan pembangunan berbagai sarana infrastruktur seperti stadion, hotel, pusat komersial dan jaringan kereta api guna mensukseskan pelaksanaan kejuaraan sepak bola Piala Dunia 2022. Qatar mengalokasikan anggaran USD200 miliar untuk pembanguanan di sektor konstruksi dan infrastrukur tersebut.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6590 seconds (0.1#10.140)