Harga Daging Sapi Mulai Dapat Diintervensi
A
A
A
YOGYAKARTA - Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Yogyakarta terus berusaha menggelar operasi pasar dan pasar murah untuk menekan harga menjelang Lebaran 2016. Hari ini, mereka menggelar operasi pasar dan pasar murah di tujuh lokasi berbeda yang akan dilakukan hingga H-2 sebelum Lebaran.
Kepala Bulog Divre Yogyakarta, M Sugit Tedjo Mulyono mengungkapkan, sejak dilakukan pertama kali hingga pertengahan Ramadan pihaknya telah menggelar pasar murah dan operasi pasar di berbagai titik. Setiap hari rata-rata ada tujuh titik tempat mereka menyelenggarakan operasi pasar dan pasar murah.
Menurutnya, setiap kabupaten dan kota selalu ada titik sasaran operasi pasar dan pasar murah. "Tetapi ada tiga titik yang tidak bisa kami lepas dan selalu kami lakukan operasi pasar," terangnya, Rabu (22/6/2016).
Tiga titik tersebut masing-masing Pasar Beringharjo, Kranggan dan Demangan. Tiga titik tersebut selama ini menjadi acuan atau tumpuan dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk menghitung atau mengukur angka inflasi daerah. Sehingga, dengan menekan harga di tiga titik ini maka inflasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga terkontrol.
Hingga pertengahan Ramadan, pihaknya telah melepaskan sejumlah komoditas. Untuk beras kualitas premium sebanyak 13 ton, gula pasir untuk kegiatan operasi pasar dan pasar murah mencapai 45 ton, dan bawang merah 1,6 ton.
Sementara untuk komoditas daging sapi, stok yang mereka sediakan sekitar 60 ekor sapi. Sejak sepekan dimulai operasi pasar ini, telah disembelih tujuh ekor sapi dan daging yang dijual dalam kegiatan tersebut mencapai 1 ton daging.
Komoditas daging sapi di Yogyakarta memang cukup unik dan berbeda dengan komoditas lain. "Sehari itu kami menyembelih satu ekor. Dan itu jumlahnya tidak bisa ditambah, karena permintaannya maksimal segitu," paparnya.
Menurutnya, operasi pasar dan pasar murah yang mereka lakukan memang cukup berhasil mengendalikan harga sejumlah komoditas tersebut. Misalnya daging, kini harga di pasaran sudah mulai ada kecenderungan mengalami penurunan.
Nampaknya, para pedagang juga sudah mulai jengah dengan operasi pasar yang mereka lakukan, sehingga terpaksa mereka menurunkan harga jualnya lagi. Berdasarkan pantauan sementara yang dilakukan Bulog di pasar Beringharjo, harga daging sapi mulai ada penurunan. Untuk harga daging sapi yang semula Rp120.000 per kg kini menjadi Rp115.000 per kg.
Untuk harga yang semula Rp115.000 per kg turun menjadi Rp113.000 per kg. Menurutnya, komoditas daging sapi memang sulit ditekan, tetapi pihaknya optimistis harga akan terus turun. "Stok itu cukup, jadi kemungkinan menyentuh angka Rp100.000 per kg itu bisa," tambahnya.
Salah satu yang sangat terasa pengaruh operasi pasar dan pasar murah yang mereka lakukan adalah komoditas bawang. Sebelum ada operasi pasar, harga bawang merah menyentuh level Rp37.000 per kg. Namun, ketika pertama kali melakukan operasi pasar dengan harga Rp24.000 per kg, harga bawang merah di pasaran turun jadi Rp23.000 per kg, dan operasi pasar dengan harga Rp23.000, harga bawang turun menjadi Rp18.000 per kg.
Humas Bulog Divre Yogyakarta, Yudha Aji menandaskan, masyarakat tidak perlu khawatir dan panik terkait dengan kemungkinan adanya lonjakan harga jelang Lebaran ini. Sebab sebenarnya stok berbagai komoditas di wilayah ini sangat cukup.
Pihaknya akan berupaya mengendalikan harga dengan melakukan operasi pasar dan pasar murah. "Jangan khawatir, stok cukup. Terbukti inflasi bulan ini bisa kita kendalikan," tuturnya.
Kepala Bulog Divre Yogyakarta, M Sugit Tedjo Mulyono mengungkapkan, sejak dilakukan pertama kali hingga pertengahan Ramadan pihaknya telah menggelar pasar murah dan operasi pasar di berbagai titik. Setiap hari rata-rata ada tujuh titik tempat mereka menyelenggarakan operasi pasar dan pasar murah.
Menurutnya, setiap kabupaten dan kota selalu ada titik sasaran operasi pasar dan pasar murah. "Tetapi ada tiga titik yang tidak bisa kami lepas dan selalu kami lakukan operasi pasar," terangnya, Rabu (22/6/2016).
Tiga titik tersebut masing-masing Pasar Beringharjo, Kranggan dan Demangan. Tiga titik tersebut selama ini menjadi acuan atau tumpuan dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk menghitung atau mengukur angka inflasi daerah. Sehingga, dengan menekan harga di tiga titik ini maka inflasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga terkontrol.
Hingga pertengahan Ramadan, pihaknya telah melepaskan sejumlah komoditas. Untuk beras kualitas premium sebanyak 13 ton, gula pasir untuk kegiatan operasi pasar dan pasar murah mencapai 45 ton, dan bawang merah 1,6 ton.
Sementara untuk komoditas daging sapi, stok yang mereka sediakan sekitar 60 ekor sapi. Sejak sepekan dimulai operasi pasar ini, telah disembelih tujuh ekor sapi dan daging yang dijual dalam kegiatan tersebut mencapai 1 ton daging.
Komoditas daging sapi di Yogyakarta memang cukup unik dan berbeda dengan komoditas lain. "Sehari itu kami menyembelih satu ekor. Dan itu jumlahnya tidak bisa ditambah, karena permintaannya maksimal segitu," paparnya.
Menurutnya, operasi pasar dan pasar murah yang mereka lakukan memang cukup berhasil mengendalikan harga sejumlah komoditas tersebut. Misalnya daging, kini harga di pasaran sudah mulai ada kecenderungan mengalami penurunan.
Nampaknya, para pedagang juga sudah mulai jengah dengan operasi pasar yang mereka lakukan, sehingga terpaksa mereka menurunkan harga jualnya lagi. Berdasarkan pantauan sementara yang dilakukan Bulog di pasar Beringharjo, harga daging sapi mulai ada penurunan. Untuk harga daging sapi yang semula Rp120.000 per kg kini menjadi Rp115.000 per kg.
Untuk harga yang semula Rp115.000 per kg turun menjadi Rp113.000 per kg. Menurutnya, komoditas daging sapi memang sulit ditekan, tetapi pihaknya optimistis harga akan terus turun. "Stok itu cukup, jadi kemungkinan menyentuh angka Rp100.000 per kg itu bisa," tambahnya.
Salah satu yang sangat terasa pengaruh operasi pasar dan pasar murah yang mereka lakukan adalah komoditas bawang. Sebelum ada operasi pasar, harga bawang merah menyentuh level Rp37.000 per kg. Namun, ketika pertama kali melakukan operasi pasar dengan harga Rp24.000 per kg, harga bawang merah di pasaran turun jadi Rp23.000 per kg, dan operasi pasar dengan harga Rp23.000, harga bawang turun menjadi Rp18.000 per kg.
Humas Bulog Divre Yogyakarta, Yudha Aji menandaskan, masyarakat tidak perlu khawatir dan panik terkait dengan kemungkinan adanya lonjakan harga jelang Lebaran ini. Sebab sebenarnya stok berbagai komoditas di wilayah ini sangat cukup.
Pihaknya akan berupaya mengendalikan harga dengan melakukan operasi pasar dan pasar murah. "Jangan khawatir, stok cukup. Terbukti inflasi bulan ini bisa kita kendalikan," tuturnya.
(izz)